Pengungsi Gunung Sinabung bekerja serabutan di sekitar posko
24 Februari 2014 00:27 WIB
Warga setempat mencangkul sawahnya dengan latar belakang aktivitas Gunung Sinabung mengeluarkan asap belerang di Desa Rimo Kayu, Karo, Sumut, Selasa (11/2). Warga di sekitar tempat itu beraktivitas pada siang hari, sedangkan malam hari kembali ke pengungsian. (ANTARA FOTO/Irsan Mulyadi)
Langkat, Sumatera Utara (ANTARA News) - Sejumlah pengungsi Gunung Sinabung bekerja apa saja di sekitar posko pengungsian sambil menunggu kepastian kepulangan mereka ke kampung masing-masing, di Kecamatan Naman Teran, Kabupaten Tanah Karo, Sumatera Utara.
Kordinator pengungsi letusan Gunung Sinabung, di Desa Telagah, Kecamatan Sei Bingei, Suranta Sitepu, di Sei Bingei, Minggu, menyatakan, "Para pengungsi dewasa yang bekerja ini ada yang menjadi buruh harian lepas, pekerja pengeboran minyak hingga buruh serabutan."
Sekarang pengungsi yang ada di lokasi penampungan Desa Telagah Kecamatan Sei Bingei berasal dari enam desa, yaitu Kuta Rakyat, Kuta Gugung, Kuta Mbelin, Kebayaken, dan Desa Batu Karang.
Mereka sudah tiga bulan berada di lokasi penampungan dan belum tahu kapan dipulangkan.
"Kalau di sini mereka ada juga yang menjadi petani di lahan pertanian warga petani sekitar posko, dan menjadi buruh harian lepas di PTPN II," ujar Sitepu.
Ada juga sebagian pengungsi yang bekerja di proyek pengeboran minyak Pertamina di Kota Binjai.
Selain itu juga ada pengungsi yang membentuk kelompok dan bekerja membuat proyek PNPM di Kecamatan Sei Bingei ini. Umumnya para pengungsi ini mendapatkan upah sebesar Rp50.000 per hari.
Kordinator pengungsi letusan Gunung Sinabung, di Desa Telagah, Kecamatan Sei Bingei, Suranta Sitepu, di Sei Bingei, Minggu, menyatakan, "Para pengungsi dewasa yang bekerja ini ada yang menjadi buruh harian lepas, pekerja pengeboran minyak hingga buruh serabutan."
Sekarang pengungsi yang ada di lokasi penampungan Desa Telagah Kecamatan Sei Bingei berasal dari enam desa, yaitu Kuta Rakyat, Kuta Gugung, Kuta Mbelin, Kebayaken, dan Desa Batu Karang.
Mereka sudah tiga bulan berada di lokasi penampungan dan belum tahu kapan dipulangkan.
"Kalau di sini mereka ada juga yang menjadi petani di lahan pertanian warga petani sekitar posko, dan menjadi buruh harian lepas di PTPN II," ujar Sitepu.
Ada juga sebagian pengungsi yang bekerja di proyek pengeboran minyak Pertamina di Kota Binjai.
Selain itu juga ada pengungsi yang membentuk kelompok dan bekerja membuat proyek PNPM di Kecamatan Sei Bingei ini. Umumnya para pengungsi ini mendapatkan upah sebesar Rp50.000 per hari.
Pewarta: Imam Fauzi
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2014
Tags: