Jakarta (ANTARA) - PT Indonesia Weda Bay Industrial Park (IWIP), kawasan industri nikel terintegrasi pertama di Indonesia berkomitmen untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat Maluku Utara melalui berbagai program corporate social responsibility (CSR).

Sejak mulai beroperasi pada 2018, IWIP yang berlokasi di Kabupaten Halmahera Tengah, Maluku Utara itu telah meluncurkan sejumlah inisiatif yang mencakup pendidikan, kesehatan, sosial budaya, lingkungan, dan pengembangan ekonomi masyarakat lokal.

"Pada sektor pendidikan, IWIP memberikan bantuan sarana dan prasarana kepada lebih dari 25 sekolah dan pesantren. IWIP juga telah melaksanakan program pelatihan pandai berhitung cepat dan pengentasan buta huruf di Halmahera Tengah," kata General Manager Sustainable Development IWIP Erry Kurniawan dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Jumat.

IWIP, lanjut dia, juga telah melaksanakan program beasiswa Weda Bay kepada mahasiswa di tingkat vokasi hingga pascasarjana, dan juga memberikan peralatan laboratorium untuk Fakultas Kedokteran dan Fakultas Teknik Universitas Khairun Ternate.

Berdasarkan laporan keuangan Provinsi Maluku Utara Mei 2024, pertumbuhan ekonomi Provinsi Maluku Utara pada triwulan I 2024 mencapai 11,88 persen, menjadikannya provinsi dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi kedua di Indonesia.

Pertumbuhan itu didorong oleh hilirisasi industri pengolahan dan pertambangan, terutama nikel. Dalam hal ini, IWIP berperan penting dalam meningkatkan produksi dan ekspor komoditas hilirisasi nikel, yang berdampak langsung pada peningkatan mobilitas dan konsumsi masyarakat setempat.

IWIP juga berperan aktif dalam mendukung pengembangan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Halmahera Tengah dan Maluku Utara. Dalam 3,5 tahun terakhir, IWIP telah melakukan program kemitraan dan pembinaan dengan ribuan UMKM di berbagai sektor, dengan nilai kontrak lebih dari Rp2,2 triliun.

Atas kontribusinya tersebut, perusahaan menerima piagam penghargaan dari Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).

Selain itu, IWIP juga telah menyerap lebih dari 75.000 tenaga kerja lokal melalui rekrutmen langsung dan menargetkan 100.000 tenaga kerja pada 2027. Hingga Juni 2024, lebih dari 47.000 tenaga kerja telah mengikuti pelatihan di berbagai bidang seperti welder, loader, excavator, DT 10 bola, dan trailer, yang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan dan daya saing tenaga kerja lokal.

Saat ini, perusahaan juga telah melakukan kerja sama dengan pemerintah dan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) dalam menjalankan program beasiswa luar negeri bagi mahasiswa-mahasiswi Indonesia.

Kemudian di sektor kesehatan, IWIP memberikan 10 tabung gas untuk puskesmas, membangun enam paviliun di RSUD Weda, mendukung studi banding tenaga kesehatan ke luar negeri, dan meningkatkan pelayanan serta fasilitas kesehatan di Halmahera Tengah dan Timur, termasuk pemberian tiga unit mobil ambulans dan pembangunan puskesmas rawat inap. 

Lebih lanjut, Erry menjelaskan di sektor sosial budaya dan lingkungan, IWIP berperan aktif dalam memberikan kontribusi kepada pemerintah dan masyarakat setempat.

Perusahaan telah memberikan bantuan dana dan pembangunan infrastruktur kepada pemerintah kabupaten Halmahera Tengah dalam rangka peningkatan pelayanan air bersih. Selain itu, IWIP juga memberikan bantuan sosial kepada lanjut usia (lansia) serta menyalurkan hewan kurban di empat kabupaten/kota di Maluku Utara.

"Beberapa program yang telah dilaksanakan antara lain pemberian lima unit sepeda motor roda tiga untuk pengangkutan sampah, perbaikan jalan dan saluran air di desa-desa sekitar kawasan industri serta pembangunan water intake dan water treatment plant (WTP) yang menyuplai 15.000 meter kubik air bersih per hari," ungkap Erry.

Di samping itu, IWIP juga aktif dalam pelestarian lingkungan melalui transplantasi karang dan rehabilitasi mangrove serta penanaman 1 juta mangrove.

"Melalui berbagai program CSR ini, IWIP menunjukkan komitmen kami dalam mendukung pembangunan berkelanjutan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat Maluku Utara," tuturnya.

Baca juga: ESDM cari investor baru untuk proyek nikel imbas mundurnya Eramet-BASF
Baca juga: Harita Nickel realisasikan belanja modal 15 juta dolar AS di kuartal I