Pada awal perdagangan Jumat pagi, rupiah dibuka melemah 59 poin atau 0,36 persen menjadi Rp16.214 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp16.155 per dolar AS.
"Ketidakpastian mengenai pemilu AS terus berlanjut selama sesi AS, mendorong dolar AS dan imbal hasil US Treasury lebih tinggi," kata Kepala Ekonom Bank Permata saat dihubungi ANTARA di Semarang, Jawa Tengah, Jumat.
Dalam pertemuan tersebut, Presiden ECB Christine Lagarde mengatakan bahwa keputusan penurunan suku bunga kebijakan pada tanggal September 2024 terbuka lebar, mengisyaratkan kemungkinan penurunan suku bunga lagi pada 2024.
Sementara rupiah berada di bawah tekanan selama sesi perdagangan Kamis, didorong oleh beralihnya investor ke aset-aset pasar negara berkembang lainnya.
Filipina memberikan sinyal yang lebih jelas untuk segera menurunkan suku bunga kebijakannya, sehingga membuat aset obligasi mereka relatif lebih menarik.
Volume perdagangan obligasi pemerintah Indonesia pada Kamis tercatat sebesar Rp18 triliun, lebih rendah dibandingkan volume perdagangan hari sebelumnya sebesar Rp23,1 triliun.
Baca juga: BI proyeksikan suku bunga The Fed turun pada November 2024
Baca juga: Asosiasi pengusaha harap BI tak naikkan suku bunga
Baca juga: Ekspedisi Rupiah Berdaulat sediakan uang layak edar di pulau 3T