Roma (ANTARA News) - Pemimpin tengah-kiri Italia Matteo Renzi diangkat menjadi perdana menteri pada Sabtu (22/2), menghadapi tekanan untuk menunjukkan hasil cepat setelah dia memaksa pendahulunya mundur karena laju reformasi ekonomi yang lambat.

Perdana menteri Italia termuda yang kini berusia 39 tahun itu memasukkan nama-nama yang kurang dikenal dalam daftar menterinya dengan campuran antara politisi dan teknokrat.

Kabinetnya yang terdiri atas 16 menteri dengan rata-rata usia di bawah 48 tahun adalah kabinet terkecil dan termuda dalam sejarah kini Italia.

Separuh anggota kabinetnya perempuan, proporsi yang paling tinggi selama ini, menggarisbawahi citra awal baru dalam reputasi yang dibangun Renzi.

Kabinet baru bentukan perdana menteri ketiga Italia yang diangkat tanpa pemilihan umum itu akan melakukan pertemuan pertama pada Sabtu.

Renzi menghadapi tangangan sangat besar sebagai pemimpin negara zona euro ketiga yang berjuang untuk bangkit dari kemerosotan ekonomi terburuk sejak Perang Dunia II, dengan beban hutang publik dua triliun euro atau 2,75 triliun dolar AS dan basis industri yang hancur dalam dekade terakhir.

Pemimpin usaha dan serikat pekerja telah berulangkali mengingatkan bahwa pemerintah harus mengambil langkah penting untuk menyelamatkan Italia dari industri yang memburuk dengan ribuan perusahaan tidak bisa melanjutkan bisnis dan jutaan orang kehilangan pekerjaan.

"Tanggung jawab yang sangat besar dan ini tidak boleh gagal," kata Rocco Palombella, sekretaris jenderal serikat UILM, yang mewakili pekerja sektor teknik, seperti dikutip kantor berita Reuters.

Renzi, yang memenangkan kepemimpinan Partai Demokratik pada Desember tahun lalu, memaksa pesaing satu partainya Enrico Letta mengundurkan diri dari jabatan perdana menteri pekan lalu, setelah berulangkali menyerang dia karena tidak bergerak cepat mereformasi ekonomi.

Sebagai perdana menteri yang baru, Renzi sudah menetapkan agenda ambisius dalam satu bulan kepemimpinannya, menjanjikan perbaikan sistem pemilihan dan konstitusi supaya Italia punya pemerintahan yang lebih stabil di masa depan, serta mereformasi sistem tenaga kerja dan pajak, juga administrasi pemerintahan yang gembung.

Anggota tertua kabinet, Menteri Ekonomi Pier Carlo Padoan, bekas kepala ekonom Organisation for Economic Cooperation and Development yang berusia 64 tahun, akan menjadi pemeran kunci dalam menjaga keyakinan mitra, dari European Central Bank sampai para investor asing.

Sementara menteri ekonomi utama lainnya, Menteri Industri Federica Guidi--bekas pejabat dalam asosiasi pekerja Confindustria--, dan Menteri Perburuhan Giuliano Poletti--bekas kepala asosiasi Legacoop--, akan menghadapi tekanan untuk membuat kebijakan industri.