"Ini pertama kalinya bagiku (melihat ada pohon di dalam stadion). Itu keren," kata pemain yang saat ini berseragam klub liga teratas Australia Western Sydney Wanderers itu.
Selain itu, ia senang dengan kondisi rumput di stadion yang telah ditetapkan sebagai Bangunan Cagar Budaya (BCB) bernomor urut 44 lewat Surat Keputusan (SK) Wali Kota Nomor 188.45/251/402.104/1996 itu.
"Rumputnya juga bagus dan ini stadion yang baik," ucapnya.
Selain terkesan dengan kondisi Stadion Tambaksari, pemain kelahiran 3 Juli 2005 itu juga senang dengan keramahan masyarakat Surabaya.
"Semua orang sangat ramah. Sejauh ini saya menikmatinya selama berada di Surabaya," tuturnya.
Namun, Marcus dan rekan-rekannya harus beradaptasi dengan cuaca panas di Surabaya saat Australia sedang musim dingin.
"Saat ini, cuaca di Australia dingin. Namun kami tidak menganggapnya terlalu menantang. Jadi agak sulit saat datang ke sini, tapi kami semua baik-baik saja," kata pemain bernomor punggung 7 itu.
Sebagai antisipasi untuk kondisi cuaca di Surabaya, ia lebih memilih untuk meminum banyak air putih saat jeda pertandingan berlangsung.
Sependapat dengan Marcus, Pelatih Australia U-19 Trevor Morgan juga takjub dengan stadion yang pernah menjadi salah satu tempat pertandingan Pekan Olahraga Nasional (PON) VII 1969.
"Luar biasa, stadion yang bagus untuk turnamen ini dan anak-anak menikmati bermain disini. Sangat beruntung," katanya.
Tak hanya fasilitas stadion, mantan asisten pelatih di klub Inggris Birmingham City itu juga kaget dengan adanya pohon di barusan tribun penonton.
Baca juga: Indra Sjafri tagih janji Jens Raven untuk cetak gol lagi
Baca juga: Pelatih Filipina nilai anak asuhnya gagal atasi ritme tinggi Indonesia