BNNK Tabalong sosialisasikan bahaya tanaman Kecubung
18 Juli 2024 20:37 WIB
Kepala Badan Narkotika Nasional Kabupaten (BNNK) Tabalong AKBP Tukiman menunjukkan tanaman Kecubung yang ditemukan Desa Catur Karya, Kecamatan Haruai, Tabalong, Kalimantan Selatan, beberapa waktu lalu. (ANTARA/HO-BNNK Tabalong)
Tabalong, Kalsel (ANTARA) - Badan Narkotika Nasional Kabupaten (BNNK) Tabalong Provinsi Kalimantan Selatan mensosialisasikan dan mengingatkan warga terhadap bahaya mengonsumsi tanaman Kecubung karena mengandung zat adiktif.
Kepala BNNK Tabalong AKBP Tukiman mengatakan pihaknya menyebar spanduk maupun media lain sebagai upaya mencegah penggunaan jenis tanaman liar yang punya efek samping bagi kesehatan tersebut.
"Sosialisasi bahaya kecubung kita lakukan pada kegiatan P4GN di tingkat desa hingga lingkungan sekolah," kata Tukiman di Tabalong, Kamis.
Meski belum ditemukan korban meninggal dunia akibat menyalahgunakan tanaman Kecubung di "Bumi Saraba Kawa" tersebut, namun BNNK Tabalong berkoordinasi secara intens dengan semua pihak untuk mengantisipasi penyalahgunaan tanaman Kecubung.
Tukiman menyebutkan beberapa efek samping tanaman ini, antara lain gangguan mental yang ditandai ilusi dan halusinasi.
Sebelumnya, BNNK Tabalong menemukan tanaman Kecubung yang tumbuh liar di Desa Catur Karya, Kecamatan Haruai dan meminta warga memusnahkan agar tidak semakin banyak.
"Kami imbau warga bisa memusnahkan tanaman Kecubung atau melapor ke pihak desa maupun BNNK," tutur Tukiman.
Saat ini, Tukiman menambahkan BNNK Tabalong telah memeriksa darah ke laboratorium terhadap para korban yang mengonsumsi Kecubung.
Terpisah, salah satu warga Kelurahan Mabuun Rahma mengharapkan sosialisasi bahaya tanaman Kecubung menyasar kalangan remaja maupun anak sekolah.
"Jika sosialisasi terus dilakukan setidaknya para remaja maupun pelajar tahu efek samping mengonsumsi kecubung yang dapat diracik dengan obat lain maupun kopi," ungkapnya.
Baca juga: Video viral mabuk kecubung, Polda Kalsel nyatakan hoaks
Baca juga: Aparat gabungan musnahkan puluhan pohon kecubung di Cianjur
Baca juga: Coba-coba hingga kecanduan jadi alasan orang konsumsi buah kecubung
Kepala BNNK Tabalong AKBP Tukiman mengatakan pihaknya menyebar spanduk maupun media lain sebagai upaya mencegah penggunaan jenis tanaman liar yang punya efek samping bagi kesehatan tersebut.
"Sosialisasi bahaya kecubung kita lakukan pada kegiatan P4GN di tingkat desa hingga lingkungan sekolah," kata Tukiman di Tabalong, Kamis.
Meski belum ditemukan korban meninggal dunia akibat menyalahgunakan tanaman Kecubung di "Bumi Saraba Kawa" tersebut, namun BNNK Tabalong berkoordinasi secara intens dengan semua pihak untuk mengantisipasi penyalahgunaan tanaman Kecubung.
Tukiman menyebutkan beberapa efek samping tanaman ini, antara lain gangguan mental yang ditandai ilusi dan halusinasi.
Sebelumnya, BNNK Tabalong menemukan tanaman Kecubung yang tumbuh liar di Desa Catur Karya, Kecamatan Haruai dan meminta warga memusnahkan agar tidak semakin banyak.
"Kami imbau warga bisa memusnahkan tanaman Kecubung atau melapor ke pihak desa maupun BNNK," tutur Tukiman.
Saat ini, Tukiman menambahkan BNNK Tabalong telah memeriksa darah ke laboratorium terhadap para korban yang mengonsumsi Kecubung.
Terpisah, salah satu warga Kelurahan Mabuun Rahma mengharapkan sosialisasi bahaya tanaman Kecubung menyasar kalangan remaja maupun anak sekolah.
"Jika sosialisasi terus dilakukan setidaknya para remaja maupun pelajar tahu efek samping mengonsumsi kecubung yang dapat diracik dengan obat lain maupun kopi," ungkapnya.
Baca juga: Video viral mabuk kecubung, Polda Kalsel nyatakan hoaks
Baca juga: Aparat gabungan musnahkan puluhan pohon kecubung di Cianjur
Baca juga: Coba-coba hingga kecanduan jadi alasan orang konsumsi buah kecubung
Pewarta: Taufik Ridwan/Herlina Lasmianti
Editor: Guido Merung
Copyright © ANTARA 2024
Tags: