Dubes Belanda mengaku terkesan dengan ANTARA Heritage Center
18 Juli 2024 19:03 WIB
Duta Besar Belanda untuk Indonesia Lambert Grijns (kiri) mengambil gambar saat berkeliling di kompleks ANTARA Heritage Center (AHC) Pasar Baru, Jakarta Pusat, Kamis (18/7/2024). ANTARA/Nabil Ihsan.
Jakarta (ANTARA) - Duta Besar Belanda untuk Indonesia Lambert Grijns mengaku terkesan dengan kompleks ANTARA Heritage Center (AHC) milik Perum Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN) ANTARA yang hasil revitalisasinya diresmikan pada Mei lalu.
“Saya sangat terkesan, kagum dengan gedung ini karena diperbarui dan direnovasi dengan baik,” ucap Grijns dengan bahasa Indonesia yang fasih seusai berkeliling di kompleks AHC di Jakarta, Kamis.
Menurut Dubes Belanda itu, kompleks bangunan yang menjadi kantor pusat LKBN ANTARA tersebut mengesankan karena bentuk dan sejumlah unsur dari bangunan aslinya, seperti ornamen kaca patri dan sebagian ubin keramik, berhasil dipertahankan dalam proses restorasi.
Selain itu, ia menyebut ruang galeri foto di Grha ANTARA sebagai salah satu bagian yang paling menarik di AHC karena begitu banyak foto dari awal abad ke-20 hingga sekarang dipamerkan di ruangan itu.
Sembari berkeliling, Grijns beberapa kali mengambil gambar suasana dan foto-foto yang dipamerkan di AHC.
Baca juga: Belanda dan RI perkuat ikatan budaya melalui pengetahuan museum
Grijns yang menyukai dan kerap mengunjungi bangunan cagar budaya di Indonesia turut mengajak masyarakat Indonesia untuk datang mengunjungi AHC.
Kompleks AHC merupakan bangunan cagar budaya kelas A yang telah direvitalisasi dan diresmikan Mei tahun ini.
Salah satu bangunan dalam kompleks tersebut adalah Griya Aneta yang dibangun oleh raja media era Hindia Belanda, Dominique Willem Barrety, pada 1917 untuk menjadi markas kantor berita Aneta, sebelum diambil alih untuk Kantor Berita ANTARA pada 1962.
Saat meresmikan revitalisasi kompleks AHC, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengharapkan AHC dapat menciptakan sejarah baru bagi jurnalisme Indonesia.
AHC juga diharapkan bisa menjadi ikon baru destinasi wisata sejarah dan jurnalisme di Jakarta, sekaligus menjadi wadah bagi insan ANTARA dapat menghasilkan produk informasi yang mendidik, mencerahkan, memberdayakan, dan membangkitkan nasionalisme.
Baca juga: AL Belanda: Indonesia negara strategis yang penting bagi Belanda
“Saya sangat terkesan, kagum dengan gedung ini karena diperbarui dan direnovasi dengan baik,” ucap Grijns dengan bahasa Indonesia yang fasih seusai berkeliling di kompleks AHC di Jakarta, Kamis.
Menurut Dubes Belanda itu, kompleks bangunan yang menjadi kantor pusat LKBN ANTARA tersebut mengesankan karena bentuk dan sejumlah unsur dari bangunan aslinya, seperti ornamen kaca patri dan sebagian ubin keramik, berhasil dipertahankan dalam proses restorasi.
Selain itu, ia menyebut ruang galeri foto di Grha ANTARA sebagai salah satu bagian yang paling menarik di AHC karena begitu banyak foto dari awal abad ke-20 hingga sekarang dipamerkan di ruangan itu.
Sembari berkeliling, Grijns beberapa kali mengambil gambar suasana dan foto-foto yang dipamerkan di AHC.
Baca juga: Belanda dan RI perkuat ikatan budaya melalui pengetahuan museum
Grijns yang menyukai dan kerap mengunjungi bangunan cagar budaya di Indonesia turut mengajak masyarakat Indonesia untuk datang mengunjungi AHC.
Kompleks AHC merupakan bangunan cagar budaya kelas A yang telah direvitalisasi dan diresmikan Mei tahun ini.
Salah satu bangunan dalam kompleks tersebut adalah Griya Aneta yang dibangun oleh raja media era Hindia Belanda, Dominique Willem Barrety, pada 1917 untuk menjadi markas kantor berita Aneta, sebelum diambil alih untuk Kantor Berita ANTARA pada 1962.
Saat meresmikan revitalisasi kompleks AHC, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengharapkan AHC dapat menciptakan sejarah baru bagi jurnalisme Indonesia.
AHC juga diharapkan bisa menjadi ikon baru destinasi wisata sejarah dan jurnalisme di Jakarta, sekaligus menjadi wadah bagi insan ANTARA dapat menghasilkan produk informasi yang mendidik, mencerahkan, memberdayakan, dan membangkitkan nasionalisme.
Baca juga: AL Belanda: Indonesia negara strategis yang penting bagi Belanda
Pewarta: Nabil Ihsan
Editor: Yuni Arisandy Sinaga
Copyright © ANTARA 2024
Tags: