Kupang (ANTARA News) - Wakil Ketua Badan Kehormatan DPR Siswono Yudho Husodo mengatakan, sudah saatnya memberikan kesempatan kepada tokoh muda terbaiknya untuk mengambil alih kememimpinan bangsa ini.

Tokoh muda yang dimaksudkan adalah orang yang pernah mendapat kesempatan untuk memimpin sebuah wilayah atau pernah menjadi gubernur kepala daerah, kata Siswono Yudho Husodo, Sabtu, terkait regenerasi kepimpinan nasional.

Menurut dia, Presiden George Walker Bush adalah mantan Gubernur Texas, dan begitu pula Barak Obama yang senator di negerinya, sebelum dipilih dan dilantik untuk memimpin Amerika Serikat (AS).

Dalam hubungan dengan tokoh muda, dia mengatakan, bukan hal baru dalam sejarah perjalanan kepemimpinan di Indonesia.

Soekarno ketika dilantik menjadi presiden pertama RI berusia 44 tahun, dan Soeharto yang mengambil alih kepimpinan nasional saat itu berusia 45 tahun, katanya.

"Ini menjadi tanggung jawab setiap generasi dan bagi saya, keberhasilan seorang pemimpin adalah menyiapkan kader yang baik untuk menjadi pemimpin nasional," kata sesepuh Partai Golongan Karya (Golkar) itu.

Dia mengatakan, banyak sekali tokoh muda potensial yang memiliki kapasitas untuk menjadi pemimpin nasional, seperti Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Frans Lebu Raya, Gubernur Kalimantan Tengah (Kalteng) Terang Narang dan Gubernur Sulawesi Utara (Sulut) Sinyo Sraundajang.

"Menjadi pemimpin di NTT ini jauh lebih sulit dari provinsi lain di Indonesia, seperti juga di Kalimantan yang memiliki sumber daya alam berlimpah," kata Menteri Perumahan Rakyat (Menpera) semasa pemerintahan Presiden Soeharto itu.

Oleh karena itu, ia mengemukakan: "Saya kira menjadi tugas utama dari parpol untuk menyodorkan putra terbaiknya kepada rakyat dan memberikan kesempatan kepada rakyat untuk memilih yang terbaik dari yang terbaik untuk memimpin bangsa ini."

Mantan calon Wakil Presiden dalam Pemilihan Umum Presiden (Pilpres) RI pada 2004 itu menambahkan, "Jadi, seharusnya para ketua umum parpol mencari putra terbaik dari internal ataupun eksternal partainya untuk disodorkan kepada rakyat, bukan malah menyodorkan diri sendiri. "

"Dengan demikian, akan muncul yang namanya primus enter pares, yang terbaik dari yang terbaik," demikian Siswono. (*)