Biden: AS koreksi kesalahan setelah bebaskan 258 pelaut kulit hitam
18 Juli 2024 14:14 WIB
Arsip foto - Presiden Amerika Serikat Joe Biden tiba di lokasi KTT G20 di Nusa Dua, Bali, Selasa (15/11/2022). ANTARA FOTO/Media Center G20 Indonesia/Akbar Nugroho Gumay/nym.
Washington (ANTARA) - Presiden AS Joe Biden pada Rabu (18/7) mengumumkan Angkatan Laut telah mengoreksi "kesalahan bersejarah" dengan membebaskan 258 pelaut kulit hitam yang dihukum karena pemberontakan setelah ledakan dahsyat di Port Chicago 80 tahun lalu.
“Setelah melakukan peninjauan yang hati-hati dan penuh pertimbangan, Angkatan Laut AS telah memutuskan bahwa pengadilan militer bagi 258 pelaut berkulit hitam pada dasarnya tidak adil, dilanda kesalahan hukum, dan dinodai oleh diskriminasi rasial,” kata Presiden Biden dalam sebuah pernyataan, Rabu (17/7).
Para pelaut menolak perintah untuk melanjutkan pemuatan amunisi di lokasi tersebut setelah ledakan dahsyat melanda Port Chicago pada 17 Juli 1944 ketika kapal kargo S.S.E.A. Bryan sedang memuat amunisi.
Biden mengatakan pelaut kulit putih diberikan izin setelah ledakan yang menewaskan 320 orang dan melukai 400 lainnya, sementara pelaut kulit hitam diharuskan membersihkan pembantaian dan kembali melakukan pekerjaan berbahaya menangani amunisi tanpa pelatihan dan peralatan pelindung yang memadai.
“Pengumuman hari ini menandai akhir dari perjalanan panjang dan sulit bagi para pelaut kulit hitam itu dan keluarga mereka yang berjuang untuk negara yang tidak memberikan mereka keadilan yang setara di hadapan hukum,” ucapnya.
“Semoga kita semua mengingat keberanian, pengorbanan, dan pengabdian mereka kepada negara kita,” tambahnya.
Sekretaris Angkatan Laut Carlos Del Toro mengatakan para anggota militer yang dibebaskan dari tuduhan tersebut berdiri sebagai mercusuar harapan.
Ia menyebut pembebasan pelaut kulit hitam akan selamanya mengingatkan bahwa bahkan dalam menghadapi rintangan yang sangat besar, perjuangan untuk hal yang benar dapat dan akan menang.
Sumber : Anadolu-OANA
Baca juga: USS Houston dan HMAS Perth, kenangan cucu tentang kakeknya
“Setelah melakukan peninjauan yang hati-hati dan penuh pertimbangan, Angkatan Laut AS telah memutuskan bahwa pengadilan militer bagi 258 pelaut berkulit hitam pada dasarnya tidak adil, dilanda kesalahan hukum, dan dinodai oleh diskriminasi rasial,” kata Presiden Biden dalam sebuah pernyataan, Rabu (17/7).
Para pelaut menolak perintah untuk melanjutkan pemuatan amunisi di lokasi tersebut setelah ledakan dahsyat melanda Port Chicago pada 17 Juli 1944 ketika kapal kargo S.S.E.A. Bryan sedang memuat amunisi.
Biden mengatakan pelaut kulit putih diberikan izin setelah ledakan yang menewaskan 320 orang dan melukai 400 lainnya, sementara pelaut kulit hitam diharuskan membersihkan pembantaian dan kembali melakukan pekerjaan berbahaya menangani amunisi tanpa pelatihan dan peralatan pelindung yang memadai.
“Pengumuman hari ini menandai akhir dari perjalanan panjang dan sulit bagi para pelaut kulit hitam itu dan keluarga mereka yang berjuang untuk negara yang tidak memberikan mereka keadilan yang setara di hadapan hukum,” ucapnya.
“Semoga kita semua mengingat keberanian, pengorbanan, dan pengabdian mereka kepada negara kita,” tambahnya.
Sekretaris Angkatan Laut Carlos Del Toro mengatakan para anggota militer yang dibebaskan dari tuduhan tersebut berdiri sebagai mercusuar harapan.
Ia menyebut pembebasan pelaut kulit hitam akan selamanya mengingatkan bahwa bahkan dalam menghadapi rintangan yang sangat besar, perjuangan untuk hal yang benar dapat dan akan menang.
Sumber : Anadolu-OANA
Baca juga: USS Houston dan HMAS Perth, kenangan cucu tentang kakeknya
Penerjemah: Kuntum Khaira Riswan
Editor: Primayanti
Copyright © ANTARA 2024
Tags: