Bandung (ANTARA News) - Pakar Ilmu dan Teknologi Kebumian ITB, Dr Eddy Sucipta menyatakan, debu akibat aktivitas vulkanik gunung api dapat menyuburkan tanah setelah lima hingga sepuluh tahun.

"Abu vulkanik dari letusan gunung api memang bisa menimbulkan kerusakan saat kejadian, namun bisa memberikan kesuburan tanah setelah lima hingga sepuluh tahun ke depan," kata Eddy Sucipta di Bandung, Jumat.

Ia menyebutkan, material hasil erupsi membawa berbagai elemen dan material dari perut bumi yang dalam jangka waktu tertentu memberikan manfaat dan kesuburan bagi tanah di sekitar gunung api itu.

Meski membutuhkan waktu yang lama untuk mendapatkan manfaat kesuburan gunung api, dampak positifnya dapat dirasakan dalam beberapa tahun ke depan bahkan untuk anak cucu.

"Ya sebaiknya jangan berlarut-larut, bencana itu selalu ada hikmahnya. Seiring berjalan waktu akan ada hal yang bisa memberikan penghidupan dan keuntungan bagi warga," katanya.

Ia mencontohkan, dataran subur di kawasan pertanian di sejumlah daerah, merupakan kawasan gunung api aktif dimana material vulkaniknya menimbulkan kegemburan dan kesuburan bagi tanah di sekitarnya.

Menurut dia, ada beberapa manfaat lainnya yang bisa dimanfaatkan warga sekitar gunung api, termasuk bagi warga di kawasan erupsi Gunung Kelud dan Sinabung seperti untuk bidang industri.

"Yang terdekat, bila sudah menjadi lahar hujan, lalu sudah mengendap, pasirnya bisa dimanfaatkan. Bisa untuk beton misalnya," katanya.

Ia juga menjelaskan bahwa fenomena meletusnya dan meningkatnya aktivitas beberapa gunung api di Indonesia bukan karena setiap gunung saling berkaitan, sehingga jika satu gunung naik aktivitasnya lalu membuat gunung yang lainnya ikut meningkat aktivitasnya.

Ia mengatakan hanya kebetulan berbarengan. Sebenarnya setiap gunung itu tidak berhubungan, karena setiap gunung itu mempunyai karakteristiknya masing-masing.

"Gunung Api itu tidak berhubungan, jadi tergantung magmanya gunung tersebut, kalo kantung magma sudah penuh ya erupsi," katanya menambahkan.