Dinkes Madiun sosialisasikan bahaya HIV/AIDS di kalangan siswa SMP-SMA
17 Juli 2024 23:10 WIB
Dinkes PPKB) Kota Madiun, Jatim melakukan sosalisasi bahaya HIV/AIDS di kalangan siswa tingkat SMP dan SMA seiring adanya temuan penderita usia remaja. (ANTARA/HO-Diskominfo Kota Madiun
Madiun (ANTARA) - Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (Dinkes PPKB) Kota Madiun, Jatim melakukan sosialisasi bahaya HIV/AIDS di kalangan siswa tingkat SMP dan SMA seiring adanya temuan penderita usia remaja
"Sejak tiga tahun terakhir kami laksanakan sosialisasi ke sekolah, khususnya saat masa MPLS SMP dan SMA. Karena penderita yang kami temukan sebagian usia SMP dan SMA," ujar Kepala Sub Koordinator Pengelolaan Pelayanan Penyakit Menular dan Tidak Menular Dinkes PPKB Kota Madiun, Tri Wahyuning Novitasari di Madiun, Rabu.
Menurutnya, penderita HIV/AIDS pada usia remaja, bukan hanya berasal dari faktor penularan orang tua yang menderita penyakit tersebut. Tapi juga, hubungan seks berganti-ganti pasangan. Bahkan, hubungan sesama jenis.
"Karenanya dengan sosialisasi yang masif diharapkan dapat meningkatkan kepedulian remaja terhadap bahaya HIV/AIDS," katanya.
Sesuai data, saat ini terdapat 2 ribu penderita HIV/AIDS yang berobat di fasilitas kesehatan Kota Madiun. Mereka bukan hanya warga Kota Madiun, namun sebagian besar adalah penderita dari daerah lain.
Baca juga: Dinkes: Kasus HIV AID terus meningkat di Banda Aceh
Lebih lanjut, Novitasari menjelaskan bahwa penderita HIV masih dapat memperbaiki kualitas hidup dengan mengonsumsi obat antiretroviral (ARV) rutin seumur hidup. Namun jika penanganannya terlambat dan sampai di kondisi AIDS, maka akan lebih sulit ditangani. Bahkan, memicu penderita terjangkit penyakit lain. Misalnya, TBC.
"Banyak penderita yang ditemukan dalam kondisi HIV denial karena tidak merasakan terjadi perubahan dalam tubuhnya. Lalu, baru melakukan pengobatan saat kondisinya sudah parah," katanya.
Karena itu, ia mengimbau para remaja untuk menjauhi perilaku yang dapat mengakibatkan terjangkitnya HIV/AIDS.
Baca juga: Kota Bengkulu catat 42 kasus HIV selama 2024
"Sejak tiga tahun terakhir kami laksanakan sosialisasi ke sekolah, khususnya saat masa MPLS SMP dan SMA. Karena penderita yang kami temukan sebagian usia SMP dan SMA," ujar Kepala Sub Koordinator Pengelolaan Pelayanan Penyakit Menular dan Tidak Menular Dinkes PPKB Kota Madiun, Tri Wahyuning Novitasari di Madiun, Rabu.
Menurutnya, penderita HIV/AIDS pada usia remaja, bukan hanya berasal dari faktor penularan orang tua yang menderita penyakit tersebut. Tapi juga, hubungan seks berganti-ganti pasangan. Bahkan, hubungan sesama jenis.
"Karenanya dengan sosialisasi yang masif diharapkan dapat meningkatkan kepedulian remaja terhadap bahaya HIV/AIDS," katanya.
Sesuai data, saat ini terdapat 2 ribu penderita HIV/AIDS yang berobat di fasilitas kesehatan Kota Madiun. Mereka bukan hanya warga Kota Madiun, namun sebagian besar adalah penderita dari daerah lain.
Baca juga: Dinkes: Kasus HIV AID terus meningkat di Banda Aceh
Lebih lanjut, Novitasari menjelaskan bahwa penderita HIV masih dapat memperbaiki kualitas hidup dengan mengonsumsi obat antiretroviral (ARV) rutin seumur hidup. Namun jika penanganannya terlambat dan sampai di kondisi AIDS, maka akan lebih sulit ditangani. Bahkan, memicu penderita terjangkit penyakit lain. Misalnya, TBC.
"Banyak penderita yang ditemukan dalam kondisi HIV denial karena tidak merasakan terjadi perubahan dalam tubuhnya. Lalu, baru melakukan pengobatan saat kondisinya sudah parah," katanya.
Karena itu, ia mengimbau para remaja untuk menjauhi perilaku yang dapat mengakibatkan terjangkitnya HIV/AIDS.
Baca juga: Kota Bengkulu catat 42 kasus HIV selama 2024
Pewarta: Louis Rika Stevani
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2024
Tags: