Jepang ingin kolaborasi dengan Masyarakat Ekonomi ASEAN pasca AEC 2025
17 Juli 2024 22:54 WIB
Ketua Federasi Kamar Dagang dan Industri Jepang di ASEAN (FJCCIA) Takero Sawamura, yang juga menjabat sebagai Presiden Kamar Dagang dan Industri Jepang di Malaysia (JACTIM) menghadiri konferensi pers "Dialog ke-16 Antar Sekretaris Jenderal ASEAN dan FJCCIA" di Jakarta, Rabu (17/7/2024). (ANTARA/Cindy Frishanti)
Jakarta (ANTARA) - Ketua Federasi Kamar Dagang dan Industri Jepang di ASEAN (FJCCIA) Takero Sawamura menyatakan bahwa Jepang berminat untuk berkolaborasi dengan Masyarakat Ekonomi ASEAN (AEC) pasca agenda AEC 2025.
“FJCCIA sangat yakin bahwa permintaan kami tahun ini juga akan memperkuat daya tarik bisnis ASEAN secara keseluruhan,” kata Sawamura dalam sebuah konferensi pers di Jakarta, Rabu.
Sawamura mengatakan bahwa Jepang telah menyiapkan proposal yang bisa meningkatkan daya tarik ASEAN sebagai tujuan investasi yang paling kompetitif, mengingat bahwa ASEAN itu sendiri sedang mengupayakan agenda AEC pasca 2025.
Proposal tersebut terdiri atas enam pilar; pilar pertama yaitu pasar tunggal dan lokasi produksi yang terhubung yang merupakan seperangkat rekomendasi dan keterbukaan terhadap perdagangan dan investasi.
Pilar kedua adalah ekonomi hijau dan keberlanjutan yang mempercepat transformasi ramah lingkungan, termasuk pengembangan standar dan pedoman insentif ASEAN dan penetapan harga karbon.
Pilar ketiga adalah ekonomi dan inovasi digital serta teknologi berkembang.
“Secara khusus kami menyebutkan tentang perlindungan kekayaan intelektual dan tata kelola data yang tepat dalam e-commerce,” ujar Sawamura mengenai pilar ketiga.
Pilar keempat adalah ASEAN yang berperan aktif dalam komunitas global, yaitu elektronifikasi untuk penerimaan dan penerbitan surat keterangan asal tertentu untuk Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (RCEP) dan Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif ASEAN-Jepang (AJCEP).
Pilar kelima adalah ASEAN dengan sumber daya manusia yang tangguh dan melimpah.
“Ini menyangkut konektivitas perdagangan lintas batas yang lebih baik dalam hal ketahanan rantai pasok, dan kami juga menekankan pada pengembangan sumber daya manusia,” jelas Sawamura mengenai pilar kelima.
Pilar keenam adalah pembangunan yang inklusif dan berkeadilan, di mana Sawamura yang juga menjabat sebagai Presiden Kamar Dagang dan Industri Jepang di Malaysia (JACTIM) itu menegaskan bahwa dalam hal inklusivitas, Jepang sepenuhnya mendukung ASEAN.
“Kami berkomitmen untuk bekerja sama menyelesaikan permasalahan kawasan dan memberikan kontribusi sebesar-besarnya bagi kelanjutan pertumbuhan ASEAN sebagai pusat ekonomi global,” kata Sawamura.
Baca juga: Presiden paparkan prioritas kemitraan ekonomi ASEAN-Jepang
Baca juga: PM Jepang berjanji kerja sama dengan ASEAN tingkatkan ekonomi
Baca juga: Sri Mulyani: Jepang berkontribusi besar bagi ekonomi anggota ASEAN
“FJCCIA sangat yakin bahwa permintaan kami tahun ini juga akan memperkuat daya tarik bisnis ASEAN secara keseluruhan,” kata Sawamura dalam sebuah konferensi pers di Jakarta, Rabu.
Sawamura mengatakan bahwa Jepang telah menyiapkan proposal yang bisa meningkatkan daya tarik ASEAN sebagai tujuan investasi yang paling kompetitif, mengingat bahwa ASEAN itu sendiri sedang mengupayakan agenda AEC pasca 2025.
Proposal tersebut terdiri atas enam pilar; pilar pertama yaitu pasar tunggal dan lokasi produksi yang terhubung yang merupakan seperangkat rekomendasi dan keterbukaan terhadap perdagangan dan investasi.
Pilar kedua adalah ekonomi hijau dan keberlanjutan yang mempercepat transformasi ramah lingkungan, termasuk pengembangan standar dan pedoman insentif ASEAN dan penetapan harga karbon.
Pilar ketiga adalah ekonomi dan inovasi digital serta teknologi berkembang.
“Secara khusus kami menyebutkan tentang perlindungan kekayaan intelektual dan tata kelola data yang tepat dalam e-commerce,” ujar Sawamura mengenai pilar ketiga.
Pilar keempat adalah ASEAN yang berperan aktif dalam komunitas global, yaitu elektronifikasi untuk penerimaan dan penerbitan surat keterangan asal tertentu untuk Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (RCEP) dan Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif ASEAN-Jepang (AJCEP).
Pilar kelima adalah ASEAN dengan sumber daya manusia yang tangguh dan melimpah.
“Ini menyangkut konektivitas perdagangan lintas batas yang lebih baik dalam hal ketahanan rantai pasok, dan kami juga menekankan pada pengembangan sumber daya manusia,” jelas Sawamura mengenai pilar kelima.
Pilar keenam adalah pembangunan yang inklusif dan berkeadilan, di mana Sawamura yang juga menjabat sebagai Presiden Kamar Dagang dan Industri Jepang di Malaysia (JACTIM) itu menegaskan bahwa dalam hal inklusivitas, Jepang sepenuhnya mendukung ASEAN.
“Kami berkomitmen untuk bekerja sama menyelesaikan permasalahan kawasan dan memberikan kontribusi sebesar-besarnya bagi kelanjutan pertumbuhan ASEAN sebagai pusat ekonomi global,” kata Sawamura.
Baca juga: Presiden paparkan prioritas kemitraan ekonomi ASEAN-Jepang
Baca juga: PM Jepang berjanji kerja sama dengan ASEAN tingkatkan ekonomi
Baca juga: Sri Mulyani: Jepang berkontribusi besar bagi ekonomi anggota ASEAN
Pewarta: Cindy Frishanti Octavia
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2024
Tags: