Dalam rilis yang disiarkan oleh Kementerian Sosial di Jakarta pada Rabu, pihaknya menyebutkan sejak 2023, kedua pemimpin perempuan tersebut telah bertemu dua kali di Indonesia serta terus menjalin dialog guna mengembangkan upaya bersama, termasuk dalam Pertemuan Tingkat Tinggi tingkat ASEAN-US di Makassar tahun lalu.
“Kami mengapresiasi kepemimpinan Kementerian Sosial RI dalam konteks G20 maupun APEC yang telah ditunjukkan Ibu Tri Rismaharini,” ujar HE Sara Minkara.
Sementara itu pada forum sebelumnya di Washington DC, Mensos Risma telah lebih dulu menjelaskan pembaharuan DTKS di Indonesia yang dilakukan minimal sekali dalam tiap bulan oleh pemerintah daerah sehingga memudahkan untuk merancang solusi yang tepat, baik untuk mengurangi pengeluaran keluarga maupun meningkatkan pendapatan mereka.
“Inklusif tanpa kemiskinan dan kelaparan. No one left behind," tegas Risma.
Pihaknya juga menyediakan program permakanan gratis bagi penyandang disabilitas dan lansia yang tinggal sendiri dengan dukungan kelompok masyarakat (pokmas) setempat untuk memasak dan mengirimkan.
Di samping itu, Kementerian Sosial pun menyediakan 3 rusun sewa murah (hanya Rp10 ribu per bulan) dan renovasi atau pembangunan rumah sejahtera terpadu yang hampir mencapai 16.000 rumah dalam tiga tahun terakhir.
Dalam pertemuan tersebut, keduanya juga menyoroti pengembangan kewirausahaan berbasis pertanian dan perikanan, pengembangan usaha mikro dan kecil, serta penggunaan alat bantu untuk memungkinkan penyandang disabilitas bekerja sesuai potensi mereka.
Ia menyebutkan Kementerian Sosial sudah memanfaatkan teknologi sebagai enabler, sebagaimana yang sudah pernah HE Sara Minkara lihat langsung dalam kunjungan ke Sentra Terpadu Inten Soeweno/STIS di tahun 2023.
Dalam hal ini, STIS sudah bisa memproduksi alat bantu bagi penyandang disabilitas yang diproduksi oleh penyandang disabilitas juga, diantaranya sepeda motor roda tiga yang memperhatikan kondisi masing-masing penyandang disabilitas fisik sehingga bisa digunakan sebagai alat transportasi dan berjualan dengan nyaman.
Di samping itu, pihaknya juga telah memproduksi kursi roda, kursi roda adaptif (bagi penyandang Celebral Palsy), tongkat pintar (bagi penyandang disabilitas Netra), gelang khusus untuk tuna rungu wicara (Gruwi), dan Gelang khusus untuk tuna grahita (Grita) yang telah disebarkan, mulai dari Aceh sampai Puncak Jaya (Papua), serta dari Siau sampai Rote Ndao.
Baca juga: Mensos paparkan strategi penanganan kemiskinan di daerah perbatasan
Baca juga: Bantu salurkan bansos, Kemensos beri penghargaan ke Danlanud Pattimura
Baca juga: Kemensos dukung transisi EBT untuk kemandirian warga miskin desa