Dubai (ANTARA News) - Kementerian Luar Negeri Uni Emirat Arab (UAE), Kamis (20/2), memperingatkan warganya agar tidak mengunjungi Ukraina di tengah kerusuhan yang sedang berkecamuk di Ibu Kota Negara Eropa Timur itu, Kiev, demikian laporan kantor berita resmi UAE, WAM.

Abdullah bim Mohammed bin Butti Al-Hamed, Wakil Menteri Luar Negeri UAE, mendesak warga keamiran tersebut di Ukraina agar menjauhi tempat pertemuan dan demonstrasi.

Ia juga meminta warga UAE berkoordinasi dengan Kedutaan Besar Emirat di Kiev untuk mengatur kepergian mereka dari negara Eropa Timur tersebut, kata Xinhua, Jumat pagi.

Al-Hamed juga mendesak warga Emirat agar mematuhi peringatan itu sampai pemberitahuan lebih lanjut dan berhati-hati ketika mereka bepergian ke luar negeri.

Sementara itu Presiden AS Barack Obama dan Kanselir Jerman Angela Merkel, Kamis, sepakat untuk bekerjasama dengan Uni Eropa dalam menanggapi kerusuhan yang berkecamuk di Ukraina.

Di dalam pembicaraan telepon antara kedua pemimpin tersebut, mereka menggaris-bawahi pentingnya koordinasi dalam mendukung "diakhirinya kerusuhan dan penyelesaian politik --yang demi kepentingan rakyat Ukraina", kata Gedung Putih di dalam satu pernyataan.

Di dalam satu pernyataan terpisah yang dikeluarkan pada hari yang sama, Gedung Putih mendesak Presiden Ukraina Viktor Yanukovych agar "segera menarik" pasukan keamanannya dari pusat kota Kiev dan menyelesaikan konflik itu secara politik.

"Kami marah oleh perbuatan pasukan keamanan Ukraina --yang menembakkan senjata otomatis ke arah rakyat mereka sendiri," kata Gedung Putih, yang mendesak Pemerintah Ukraina agar menghormati hak protes secara damai, dan pemrotes untuk "menyampaikan pendapat mereka secara damai".

Gedung Putih menanggapi meningkatnya kerusuhan di pusat kota Kiev, Ibu Kota Ukraina, antara pasukan keamanan dan pemrotes. Pemerintah Kota Kiev menyatakan sedikitnya 67 orang telah tewas dalam tiga hari kerusuhan.

(C003)