BI prediksi defisit transaksi berjalan RI 2024 di bawah 0,9 persen
17 Juli 2024 18:53 WIB
Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI di Jakarta, Rabu (17/7/2024). ANTARA/Imamatul Silfia
Jakarta (ANTARA) - Bank Indonesia (BI) memprediksi defisit transaksi berjalan Indonesia pada 2024 berada di bawah 0,9 persen terhadap produk domestik bruto (PDB).
“Neraca pembayaran Indonesia (NPI) 2024 diprakirakan tetap baik dengan defisit transaksi berjalan yang rendah dalam kisaran 0,1 persen sampai dengan 0,9 persen dari PDB,” kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI di Jakarta, Rabu.
Pada triwulan II-2024, defisit transaksi berjalan diperkirakan berada dalam level yang rendah, didorong oleh peningkatan surplus neraca perdagangan barang yang tercatat sebesar 8,0 miliar dolar AS.
Sementara itu, transaksi modal dan finansial diproyeksikan mencatat surplus di tengah tingginya ketidakpastian pasar keuangan global. Investasi portofolio pada triwulan II-2024 diprakirakan mencatat net inflows sebesar 4,3 miliar dolar AS dan berlanjut pada awal triwulan III (hingga 15 Juli 2024) yang mencatat net inflows sebesar 4,4 miliar dolar AS.
Posisi cadangan devisa Indonesia akhir Juni 2024 meningkat menjadi 140,2 miliar dolar AS, setara dengan pembiayaan 6,3 bulan impor atau 6,1 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri Pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.
“Neraca transaksi modal dan finansial diprakirakan tetap mencatatkan surplus, didukung oleh peningkatan aliran masuk modal asing, baik dalam bentuk Penanaman Modal Asing (PMA) maupun investasi portofolio,” ujar Perry.
Optimisme itu, lanjut dia, sejalan dengan persepsi positif investor terhadap prospek perekonomian nasional dan imbal hasil (yield) investasi yang menarik.
Pada triwulan I-2024, transaksi berjalan mencatat defisit 2,2 miliar dolar AS atau 0,6 persen dari produk domestik bruto (PDB), lebih tinggi dibandingkan dengan defisit 1,1 miliar dolar AS atau 0,3 persen dari PDB pada triwulan IV-2023.
Neraca pembayaran Indonesia (NPI) pada triwulan I-2024 mencatat defisit 6,0 miliar dolar AS dan posisi cadangan devisa pada akhir Maret 2024 tercatat tetap tinggi sebesar 140,4 miliar dolar AS, atau setara dengan pembiayaan 6,2 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar tiga bulan impor.
Baca juga: BI yakin ekonomi 2024 tumbuh 5,5 persen berkat ekonomi domestik
Baca juga: BI yakin nilai tukar rupiah bakal terus stabil
Baca juga: BI tahan suku bunga BI-Rate di 6,25 persen
Baca juga: BI tetap proyeksikan penurunan BI-Rate pada triwulan IV-2024
“Neraca pembayaran Indonesia (NPI) 2024 diprakirakan tetap baik dengan defisit transaksi berjalan yang rendah dalam kisaran 0,1 persen sampai dengan 0,9 persen dari PDB,” kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI di Jakarta, Rabu.
Pada triwulan II-2024, defisit transaksi berjalan diperkirakan berada dalam level yang rendah, didorong oleh peningkatan surplus neraca perdagangan barang yang tercatat sebesar 8,0 miliar dolar AS.
Sementara itu, transaksi modal dan finansial diproyeksikan mencatat surplus di tengah tingginya ketidakpastian pasar keuangan global. Investasi portofolio pada triwulan II-2024 diprakirakan mencatat net inflows sebesar 4,3 miliar dolar AS dan berlanjut pada awal triwulan III (hingga 15 Juli 2024) yang mencatat net inflows sebesar 4,4 miliar dolar AS.
Posisi cadangan devisa Indonesia akhir Juni 2024 meningkat menjadi 140,2 miliar dolar AS, setara dengan pembiayaan 6,3 bulan impor atau 6,1 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri Pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.
“Neraca transaksi modal dan finansial diprakirakan tetap mencatatkan surplus, didukung oleh peningkatan aliran masuk modal asing, baik dalam bentuk Penanaman Modal Asing (PMA) maupun investasi portofolio,” ujar Perry.
Optimisme itu, lanjut dia, sejalan dengan persepsi positif investor terhadap prospek perekonomian nasional dan imbal hasil (yield) investasi yang menarik.
Pada triwulan I-2024, transaksi berjalan mencatat defisit 2,2 miliar dolar AS atau 0,6 persen dari produk domestik bruto (PDB), lebih tinggi dibandingkan dengan defisit 1,1 miliar dolar AS atau 0,3 persen dari PDB pada triwulan IV-2023.
Neraca pembayaran Indonesia (NPI) pada triwulan I-2024 mencatat defisit 6,0 miliar dolar AS dan posisi cadangan devisa pada akhir Maret 2024 tercatat tetap tinggi sebesar 140,4 miliar dolar AS, atau setara dengan pembiayaan 6,2 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar tiga bulan impor.
Baca juga: BI yakin ekonomi 2024 tumbuh 5,5 persen berkat ekonomi domestik
Baca juga: BI yakin nilai tukar rupiah bakal terus stabil
Baca juga: BI tahan suku bunga BI-Rate di 6,25 persen
Baca juga: BI tetap proyeksikan penurunan BI-Rate pada triwulan IV-2024
Pewarta: Imamatul Silfia
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2024
Tags: