Jakarta (ANTARA) - Langkah Gojek dalam memberikan perlindungan bagi keselamatan mitra driver-nya diapresiasi banyak pihak. Lewat inisiatif #AmanBersamaGojek, layanan transportasi online bagian dari ekosistem GoTo ini terus berinovasi dalam memberikan perlindungan di setiap langkah perjalanan konsumen dan driver.

Setelah diluncurkan sejak 2015, pelatihan keselamatan berkendara Gojek mencapai beberapa capaian yang masif. Melalui upaya edukasi rutin yang mengombinasikan teknologi aplikasi dengan pelatihan secara offline, modul pelatihan keselamatannya berhasil diselesaikan sebanyak dua setengah juga kali oleh mitra driver-nya.

Antusiasme mitra driver untuk mengikuti pelatihan ini secara daring melalui aplikasi GoPartner diapresiasi karena menjadi bukti keberhasilan Gojek dalam membangun budaya keselamatan di tengah-tengah mitra driver-nya.

"Kami bersyukur, konsistensi kami juga disambut dengan antusiasme yang begitu tinggi dari mitra driver kami. Semoga langkah #AmanBersamaGojek ini dapat semakin memberikan rasa aman dan kepuasan untuk konsumen," kata Gede Manggala, Head of Region Gojek, saat ditemui di acara Gojek Safety Day 2024.

Kolaborasi menjadi kunci sukses edukasi rutin ini. Setiap bulan Gojek menggandeng komunitas pengemudi untuk mempelajari banyak hal, khususnya yang mampu menyokong peningkatan pelayanan prima bagi pelanggan hingga pengembangan diri mitra pengemudi.

Agar edukasi bervariatif dan menarik, pengajar yang dihadirkan Gojek pun berasal dari banyak bidang, tidak terkecuali dari pemerintahan.

"Secara rutin, Gojek menggandeng instansi pemerintah dan para ahli di sektor transportasi untuk memberikan pelatihan keselamatan berkendara kepada mitra pengemudi. Hal ini dilakukan untuk memberikan pelayanan prima untuk pengguna dan memastikan keamanan untuk pengendara lainnya di jalan," kata Chief Public Policy and Government Relations GoTo Ade Mulya.

Perihal keselamatan, ada banyak materi yang diajarkan lewat program "Bengkel Belajar Mitra", mulai dari keselamatan berkendara di jalan, pelatihan anti-kekerasan dan pelecehan seksual, hingga pelatihan pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K).

Program yang tadinya hanya digelar di satu titik, yakni Jakarta pada akhir 2018, setelah berjalan lebih dari setengah dekade kini sudah merambah ke kota-kota lain seperti Surabaya, Bandung, Makassar, dan Medan.
Pemerintah apresiasi Gojek bangun budaya aman lewat pelatihan. (ANTARA/HO)

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi bahkan turut memberikan dukungan besar bagi para mitra pengemudi yang bernaung di bawah Gojek untuk dapat mengikuti pelatihan-pelatihan bermanfaat tersebut.

Ia berpesan agar para mitra Gojek nantinya dapat menjadi panutan atau agent of change, yang mengajak pengemudi dari layanan ojek daring lainnya untuk mengutamakan keselamatan dalam memberikan layanan saat berkendara.​​​​​​​

"Pelatihan yang dilakukan Gojek ini bukan hanya bermanfaat untuk diri bapak ibu sendiri, namun juga berkaitan dengan keluarga, penumpang, maupun pengendara lain. Jadi, saya minta bapak dan ibu untuk tertib berkendara di jalan, apalagi kalau sudah menerima pelatihan dari Gojek, harus dimanfaatkan pengetahuannya, beri tahu ke teman-temannya yang lain dan jadilah pelopor keselamatan berkendara," kata Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi.

Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi RI juga melihat langkah yang diambil Gojek sebagai inovasi asal Indonesia yang harus dijaga keberlanjutannya.

Hadirnya Gojek yang senantiasa mengembangkan inovasi teknologi untuk meningkatkan layanan transportasi umum semakin berkelanjutan tanpa menghilangkan pentingnya keselamatan bagi mitra pengemudi dan pelanggan dinilai mampu berkontribusi pada peningkatan ekonomi bangsa.​​​​​​​

"Langkah inovatif dan konsistensi dari Gojek ini perlu diapresiasi, bagaimana teknologi dapat digunakan untuk meningkatkan keselamatan dan kenyamanan dalam sektor transportasi yang berkelanjutan. Asuransi perjalanan yang telah menyertai seluruh perjalanan Gojek juga selaras dengan program Pemerintah. Kepercayaan masyarakat terhadap layanan Gojek yang tinggi menjadi salah satu bukti keberhasilan berbagai inisiatif Gojek ini. Kami berharap mitra driver Gojek tetap terus berhati-hati di jalan dan menjadi pelopor perwujudan lalu lintas yang aman dan transportasi yang nyaman bagi masyarakat," ujar Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi RI Rachmat Kaimuddin.

Tak hanya lewat edukasi, agar lebih optimal dalam memproteksi mitra Gojek memastikan para pengemudi bisa memiliki kemudahan dalam mengakses jaminan sosial hingga asuransi.

Dukungan kesejahteraan tersebut diwujudkan dalam program lain yang disebut "SWADAYA" dan telah dihadirkan sejak 2016.

Lewat "SWADAYA", Gojek membantu meningkatkan kesejahteraan mitra pengemudi melalui akses ke produk keuangan terjangkau dan akses ke layanan jaminan sosial.

Khusus untuk jaminan sosial, perusahaan yang berdiri sejak 2010 itu aktif menggandeng Kementerian Ketenagakerjaan serta BPJS Ketenagakerjaan dengan harapan kesejahteraan para mitra pengemudi bisa tetap terjaga.

Kolaborasi dengan instansi pemerintah untuk mendukung kesejahteraan sosial para pengemudi Gojek itu diapresiasi oleh Direktur Bina Pengujian K3 Kementerian Ketenagakerjaan RI Drs. Muhamad Idham.

Idham berharap kolaborasi ini dapat berkesinambungan sehingga nantinya masyarakat dengan mata pencaharian pengemudi dari Gojek bisa merasa aman dan dapat mengandalkan akses jaminan sosial yang disediakan apabila sewaktu-waktu dibutuhkan.​​​​​​​

"Kami sangat mengapresiasi upaya Gojek yang tidak hanya memberikan pelatihan safety driving namun juga turut kooperatif dalam memberikan kemudahan akses terhadap program asuransi dan jaminan sosial seperti BPJS Ketenagakerjaan. Semoga kolaborasi antara pemerintah dan sektor swasta ini dapat berjalan secara berkelanjutan dan mendorong peningkatan dan perluasan program kesejahteraan pengemudi," kata Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziah.

Dengan adanya kemudahan akses pada jaminan sosial, Gojek mencatat cakupan asuransi keselamatan baik mitra pengemudi dan konsumen telah menemani dua miliar kilometer perjalanan.

Bahkan, lewat pilihan asuransi tambahannya tingkat kepemilikan asuransi dan produk keuangan sejenis oleh mitra pengemudi Gojek lebih tinggi dari rata-rata nasional yang baru mencapai 38 persen.

Tidak hanya dari program-program pengembangan keterampilan dan kapabilitas, Gojek sesuai kapasitasnya sebagai perusahaan teknologi juga turut aktif mengembangkan solusi-solusi berbasis teknologi untuk dapat menjaga keselamatan para pengemudinya.

Beberapa fitur yang sudah dikenal masyarakat di antaranya fitur "Bagikan Perjalanan", "Tombol Darurat", "Verifikasi Muka Mitra Driver", hingga "Penyamaran Nomor Telepon".

Fitur-fitur sejenis terus dikembangkan dan diaplikasikan dengan harapan dapat membantu menjaga keselamatan dan kenyamanan para pengemudi dalam menjalankan mata pencariannya bersama Gojek.

​​​​​​​Tentunya pengembangan teknologi itu juga menjadi bagian dari "investasi" oleh perusahaan decacorn pertama di Indonesia itu untuk terus bertumbuh dan dapat bermanfaat bagi pengemudi dan pelanggannya.