Dia adalah Yani Risnawati yang sempat merasa hidupnya berakhir ketika ia terserang stroke dan tubuhnya terbujur di tempat tidur. Yani pun berinisiatif membuat usaha rengginang, namun ia dua kali gagal dalam membuat rengginang karena tak memiliki pengalaman.
Pada percobaan berikutnya, Yani berhasil mengubah 5 kilogram beras ketan menjadi rengginang. Rengginang dibuat dengan tangan kirinya, mulai dari proses cetak, menjemur, hingga menggorengnya. Dari kebiasaan itu tercetuslah nama usaha Rengginang Kidal.
Selalu ada jalan terang bagi mereka yang tidak mau menyerah. Yani membawa produk rengginang olahannya saat reuni sekolah dan teman-temannya pun memberi respon positif setelah mencoba Rengginang Kidal.
“Banyak yang kasih saran untuk coba mulai produksi banyak abis itu jual lewat online biar makin banyak yang tau,” ujar Yani.
Perlahan tapi pasti, usaha rengginang kidal pun mulai banyak pesanan. Selain dari mulut ke mulut, ia juga mulai berjualan lewat Instagram, WhatsApp, dan Facebook.
Melihat peluang semakin terbuka Yani membutuhkan modal yang lebih besar. Ia bergabung menjadi nasabah PNM Mekaar dan mengikuti pelatihan usaha yang diberikan oleh PNM. Yani pun terus melakukan inovasi dengan memproduksi variasi rasa dari cemilan khas Cirebon tersebut.
Rengginang Kidal juga telah mendapat kesempatan untuk unjuk gigi dalam kegiatan kunjungan Wakil Presiden Iran ke Indonesia beberapa waktu silam.
“Saya juga pernah diundang PNM untuk menampilkan Rengginang Kidal kepada tamu dari luar negeri. Ngga pernah terbayang produk saya bisa eksis seperti ini kalau tidak ikut bazar PNM,” tambah Yani.
PNM berkomitmen untuk melakukan pendampingan usaha agar dapat naik kelas dan bersaing dengan produk global. Salah satu yang kerap dilakukan adalah memfasilitasi nasabah PNM Mekaar untuk mengikuti bazar dengan target pasar yang lebih luas.