Dhaka, Bangladesh (ANTARA) - Mahasiswa yang melakukan protes menolak untuk menghentikan tuntutan mereka atas reformasi lapangan kerja publik, di tengah penutupan total lembaga-lembaga pendidikan di seluruh Bangladesh.

Negara Asia Selatan itu menutup seluruh institusi pendidikan setelah aksi protes penuh kekerasan yang menuntut reformasi kuota pekerjaan menyebabkan enam orang tewas pada Selasa.

Pihak berwenang menyatakan seluruh Universitas Dhaka ditutup tanpa batas waktu sementara administrasi universitas telah memerintahkan mahasiswa dari 18 asrama untuk mengosongkan tempat pada malam ini.

Namun, mahasiswa telah menempatkan diri di berbagai lokasi, termasuk dekat kediaman wakil penasehat, menekan untuk membatalkan keputusan penutupan universitas.

Para mahasiswa, terutama mereka dari Universitas Dhaka, yang menjadi pusat gerakan, menolak untuk mengosongkan kampus.

Salah seorang mahasiswa yang ikut aksi protes, Mohammad Mahin Sarkar, mengatakan kepada Anadolu: “Kami tidak akan meninggalkan kampus sampai tuntutan kami untuk reformasi kuota dipenuhi.”

Ribuan pelajar telah melakukan demonstrasi setelah pengadilan mengembalikan kuota pekerjaan di pemerintahan, yang dihapuskan pada 2018.

Sistem ini mencadangkan 56 persen posisi entri pekerjaan pemerintah untuk demografi dan kelas tertentu.

Dari kuota 56 persen yang ada saat ini, 30 persen dari seluruh pekerjaan di sektor publik diperuntukkan bagi keluarga mereka yang berpartisipasi dalam perang pembebasan pada 1971.

Mahasiswa menuntut agar kuota pekerjaan pegawai negeri dihapuskan dan diberikan kepada kandidat berdasarkan prestasi.

Kementerian Pendidikan pada Selasa malam menutup semua sekolah, perguruan tinggi, madrasah, lembaga teknis, dan politeknik yang berada di bawah kendalinya.

Situasi meningkat pada Rabu, yang mendorong Komisi Hibah Universitas untuk menutup universitas-universitas.

Seluruh perguruan tinggi negeri dan swasta, beserta perguruan tinggi afiliasinya, ditutup. Untuk meminimalkan risiko lebih lanjut, siswa diinstruksikan untuk mengosongkan asrama mereka.

Raksasa media sosial Facebook juga menghadapi pembatasan di negara tersebut, menurut pengawas NetBlocks.


Sumber: Anadolu
Baca juga: Ratusan terluka di Bangladesh dalam protes kuota pekerjaan pemerintah
Baca juga: 100.000 ulama Bangladesh demo menentang ekstremisme