Bandarlampung (ANTARA) - Universitas Lampung (Unila) mendapat Anugerah Kampus Kebangsaan dari Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Republik Indonesia (BNPT RI).

Rektor Unila Prof. Dr. Ir Lusmeilia, Afriani, D.E.A.IPM, ASEAN Eng dalam keterangannya, di Bandarlampung, Rabu, menjelaskan, anugerah ini diberikan atas upaya Unila melaksanakan Program Kampus Kebangsaan guna membangun perguruan tinggi yang damai dan toleran serta antikekerasan.

"Kemudian peranan Unila juga yang senantiasa menjaga kondisi kampus serta melakukan mitigasi dan antisipasi terhadap potensi gangguan sehingga lebih cepat diatasi. Hal inilah yang pada akhirnya Unila dinilai sangat toleran terhadap antarkeyakinan dan antaretnis yang berbeda, masih bisa saling menerima keberadaan dan menjaga kerukunan," kata dia.

Wakil Rektor IV Bidang Perencanaan, Kerjasama dan TIK Dr. Ayi Ahadiat menambahkan, penilaian sangat toleran terhadap antarkeyakinan dan antaretnis menjadi indikator BNPT memberikan penghargaan kepada Unila.

"Unila menjadi satu di antara lima perguruan tinggi papan atas yang menerima penghargaan ini," kata dia.

Baca juga: Unila terima 1.787 mahasiswa baru melalui jalur Simanila

Dia pun mengatakan bahwa Unila akan terus dibina menjadi kampus pelopor yang menjalankan program Kampus Kebangsaan agar tiap unit terkecil sekalipun semakin tercerahkan oleh pentingnya upaya moderasi dan cinta kebangsaan.

"Unila juga menggaungkan cinta tanah air dengan menyelenggarakan Kirab Merah Putih, dipimpin langsung rektor dengan memobilisasi mahasiswa mengusung bendera sepanjang dua kilometer di mana ini merupakan satu hal yang baik untuk menumbuhkan rasa cinta kepada bangsa dan negeri," kata dia.

Anugerah Kampus Kebangsaan dari Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Republik Indonesia (BNPT RI) diberikan ke Unila saat HUT ke-14 BNPT di Bogor, Jawa Barat, Selasa (16/7).
Pada kesempatan itu juga disematkan, Unila adalah kampus antikekerasan di mana kekerasan bukanlah kultur dan budaya Unila.

Program Kampus Kebangsaan dimaksudkan sebagai upaya sistematis, terukur, dan berkelanjutan, dalam mengembangkan wawasan kebangsaan dan moderasi sebagai daya tangkal menghadapi pengaruh ideologi kekerasan dan radikalisme melalui kebijakan dan praktik sosial secara partisipatif dan kolaboratif dalam membentuk ketahanan lingkungan kampus.

Baca juga: Dosen Unila lakukan biofortifikasi, dongkrak kandungan gizi jagung
Baca juga: Mahasiswa Unila juara 2 paper international universitas di Bucarest
Baca juga: Mahasiswa Unila buat permen jelly pereda insomnia