Jakarta (ANTARA News) - Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) mengaku mengetahui penyadapan terhadap dirinya karena hal itu terjadi Desember tahun lalu.


"Sudah lah itu kan sudah lama, hanya saja saya diam. Bulan Desember itu, sudah lama," kata Jokowi di Balaikota, Kamis.


Jokowi menjelaskan ada tiga alat sadap yang ditemukan di rumah dinasnya waktu itu.

"Tidak usah saya sebutkan siapa yang nemuin. Waktu itu saya temukan tiga alat penyadap, di kamar tidur satu, di ruang tamu pribadi satu, sama di ruang makan yang biasa kita pakai rapat," kata Jokowi.


Padahal, Jokowi mengatakan setiap hari rumahnya selalu dibersihkan oleh petugas yang melakukan pengecekan.


"Ya saya sempat kaget, itukan masuk ke daerah yang sangat pribadi, barangnya bisa masuk sampai ke dalam. Tapi saya kira itu masalah lama, bukan sehari dua hari. Yang mau disadap dari saya apanya sih? masalah makanan? masalah anak?" Katanya sambil tertawa.


Lebih lanjut, Jokowi memastikan setiap petugas yang memegang kunci rumah dinasnya mendapatkan pengarahan langsung dari dirinya.

Saat ditanya apa hal tersebut ada kaitan dengan wacana percapresan dirinya, Jokowi hanya tertawa.


"Walah siapa yang ngomong kaya gitu? Aduh, apa lagi ini?" Katanya.


Terkait penjagaan rumah dinas Jokowi, Kepala Satpol PP Kukuh Hadi Santoso mengatakan selalu menyiagakan sedikitnya lima personel Satpol PP.

"Ada lima petugas yang berjaga di sana, lima personel itu satu regu, semua kerja dengan sistem shift. Kalau yang namanya alat sadap kaya gitu kita akui petugas kami belum begitu canggih sampai mengetahui perihal tersebut," katanya.


Ke depan, Kukuh akan melatih anggotanya untuk belajar mendeteksi alat sadap.


"Prosedur kita paling kalau ada tamu pemeriksaan biasa, kalau ada alat semacam itu mungkin petugas kami belum begitu paham, tapi kedepan kayaknya kita juga harus belajar untuk mendeteksi alat itu," kata Kukuh.


(*)