Dia mengatakan dunia saat ini sudah jauh berbeda dibanding era sebelumnya. Dinamika lingkungan strategis dan laju peradaban zaman yang diwarnai kompetisi dan perebutan pengaruh negara-negara besar, telah menempatkan Indonesia pada pusaran kepentingan global.
"Jika tidak siap dan waspada, kita dapat saja tergilas dalam kompetisi global yang tidak mengenal batasan ruang dan waktu. Berbaurnya ancaman militer dan non-militer mendorong terciptanya dilema geopolitik dan geostrategis global yang sulit diprediksi dan diantisipasi," kata Bamsoet dalam keterangan tertulisnya yang diterima di Jakarta, Selasa.
Dia mengatakan para calon perwira yang dilantik akan memikul tanggung jawab besar, khususnya dalam menghadapi berbagai situasi geopolitik global, sebab setelah dikejutkan pandemi COVID-19 di awal tahun 2020, agaknya Indonesia masih belum lepas dari disrupsi keamanan.
Disrupsi itu diantaranya, meletusnya perang antara Rusia-Ukraina, berpotensi dihadapkan pada berbagai konflik akibat ketegangan yang terjadi di Laut China Selatan, hingga meningkatnya eskalasi ketegangan di Taiwan dan semenanjung Korea.
Dalam hal ini, menurutnya para perwira TNI-Polri di masa depan, memiliki peran vital dalam mewujudkan tujuan kemerdekaan Indonesia tersebut.
Sebelumnya, Presiden RI Joko Widodo melantik 906 perwira Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) pada Upacara Prasetya Perwira dan Pelantikan Perwira TNI/Polri di halaman Istana Merdeka, Jakarta, Selasa.
Pelantikan itu berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 61/TNI/2024 dan Keputusan Presiden Nomor 62/Polri/2024.
Dalam kesempatan tersebut, Presiden melantik dan mengambil sumpah calon perwira remaja yang terdiri atas 417 capaja Akademi Militer (Akmil), 129 capaja Akademi TNI AL (AAL), 113 capaja Akademi TNI AU (AAU), dan 247 capaja Akademi Kepolisian (Akpol).