Surabaya (ANTARA) - Pengamat ekonomi dari Universitas Airlangga Ni Made Sukartini menyebutkan ajang Piala AFF U-19 Tahun 2024 yang akan berlangsung di Surabaya, Jawa Timur, bakal membangkitkan perekonomian usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) wilayah setempat.

“UMKM yang memproduksi atribut-atribut dengan berbagai produk akan menggeliat, aktivitas produksi dan konsumsi bergerak sehingga meningkatkan ekonomi Surabaya,” kata Ni Made Sukartini kepada ANTARA di Surabaya, Jawa Timur, Selasa.

Piala AFF U-19 akan diselenggarakan di Stadion Gelora Bung Tomo (GBT) dan Gelora 10 November Surabaya pada 17-29 Juli 2024.

Made menuturkan Piala AFF U-19 bukan hanya merupakan olahraga bagi para orang tua melainkan juga generasi muda di Surabaya dan sekitarnya maupun di seluruh wilayah di Indonesia dan dunia.

Menurut Made, pelaku UMKM dapat memproduksi berbagai cenderamata atau suvenir terkait olahraga ini mulai dari kaos, spanduk, topi, slayer, dan lain-lain yang akan diminati oleh para penikmat sepak bola.

Baca juga: PLN JBM pastikan keandalan listrik di ajang AFF U-19 2024 di Surabaya

Baca juga: Pemprov Jatim kembangkan angkutan umum rute Bangkalan-Surabaya


Dari UMKM yang menjual atribut-atribut tersebut nantinya akan menggeliatkan aktivitas produksi dan konsumsi sehingga meningkatkan aktivitas ekonomi di Surabaya.

Bahkan dari langkah UMKM itu akan lebih banyak aktivitas ekonomi yang diungkit mulai dari jasa akomodasi, transportasi, hingga menarik wisata kuliner.

“Dampak ekonomi pasti ada melalui produksi dan konsumsi yang berkaitan dengan kegiatan ini,” ujar Made.

Meski demikian, ia mengingatkan bahwa pelaku UMKM harus tetap memperhatikan besar atau sedikitnya antusiasme masyarakat terhadap Piala AFF U-19 agar suvenir yang diproduksi tidak kelebihan.

“Pelaku usaha harus mencari informasi sebanyak mungkin mengenai kegiatan ini agar aktivitas konsumsi yang diperkirakan tidak menimbulkan kondisi oversupply,” kata Made.

Baca juga: Pemprov Jatim apreasiasi pameran industri percetakan di Surabaya

Baca juga: Akademisi kumpul di Surabaya bahas sains data topang ketahanan pangan