Jakarta (ANTARA News) - Ketua Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Dewan Pimpinan Pusat Partai Golkar, Indra J Piliang, mengkritik beberapa peserta konvensi calon presiden Partai Demokrat yang terkesan masih belajar dalam politik.

"Mereka mengatakan terkejut melihat ini dan itu, menandakan sedang mengalami culture shock masuk dalam dunia politik," kata Indra saat dihubungi di Jakarta, Rabu.

Dia mencontohkan sikap Dino Patti Djalal yang mengatakan pondok pesantren di Indonesia lebih bagus dibandingkan sekolah di Amerika Serikat.

Sikap itu, menurut dia, menunjukkan "trademark" Dino masih Amerikasentris yaitu selalu mengaitkan berbagai hal di Indonessia dengan Amerika.

"Saya sempat memuji Dino di Twitter karena kerja kerasnya dalam kerja politik," ujarnya.

Dia menilai Dino sudah mencapai puncak karir menjadi Duta Besar Indonesia di Amerika Serikat yang menandakan kematangan dalam bersikap. Namun, menurut dia, masyarakat sedang menunggu lanskap politik yang bersangkutan pada langkah berikutnya.

Selain itu dia juga mengkritik Anies Baswedan yang seharusnya loyal terhadap pimpinan tertinggi partai.

Menurut dia, seharusnya Anies menempatkan Ketua Umum partai pada posisi lebih tinggi seperti Joko Widodo mencium tangan Megawati Soekarno Putri.

"Waktu itu Anies berantem dengan Gita Wirjawan, karena itu penting loyalitas apabila Anies masuk Demokrat dia harus menempatkan Ketum partai pada posisi lebih tinggi," katanya.

Dia menilai peserta konvensi belum memiliki pemahaman di lingkungan partai termasuk dalam sikap politiknya. Karena itu dia menilai konvensi Demokrat merugikan dua hal, yaitu peserta dan partai.

"Tadinya saya tidak melihat struktural partai dalam bersikap namun karena pengalaman akhirnya paham. Kalau mereka tidak suka dengan ketum partai, lebih baik tidak berkomentar," katanya.

Namun dia menilai para peserta konvensi capres Demokrat itu jangan mundur di tengah jalan karena akan berdampak pada persepsi publik. Dia bahkan menyarankan para peserta itu bertarung memperebutkan jabatan Ketua Umum Demokrat sebagai bentuk perjuangan yang riil.

"Proses politik tidak bisa hanya satu atau dua tahun saja, harus punya kesabaran. Kalau mereka keluar (dari konvensi) nanti masyarakat menilainya mereka oportunis," katanya.

11 peserta konvensi capres Demokrat yang bertarung ialah Hayono Isman, Dahlan Iskan, Gita Wirjawan, Anies Baswedan, Dino Patti Djalal, Endriartono Sutarto, Ali Masykur Musa, Irman Gusman, Marzuki Alie, Pramono Edhie, dan Sinyo Harry Sarundajang. (*)