Seorang pelajar di Kupang tewas dimangsa buaya
19 Februari 2014 19:07 WIB
ilustrasi Buaya muara atau buaya bekatak (Crocodylus porosus) adalah sejenis buaya yang terutama hidup di sungai-sungai dan di laut dekat muara. (fr.fotopedia.com)
Kupang (ANTARA News) - Seorang pelajar pada SD Inpres Onansila, Kecamatan Semau, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur Yesly Lole, tewas dimangsa buaya, di pantai wilayah perairan daerah itu, Senin.
"Saat ditemukan, siswa berusai 13 tahun yang duduk di kelas V SD itu, sudah tidak bernyawa. Bahkan bagian tubuh yang tersisa tidak utuh," kata Camat Semau Selatan, Kabaupaten Kupang Jhoni Ati, yang dihubungi, Rabu.
Dia mengatakan, pelajar warga Rt 002/Rw 002, Dusun IV, Desa Onansila, Kecamatan Semua Selatan itu, dimangsa buaya pada Senin (17/2), sekitar pukul 13.00 Wita.
Putri ke empat pasangan Yolemdus Lole dan Asnat Lole-Tasi, menemui ajalnya, pascapulang sekolah bersama dua temannya masing-masing Itel Lenggu dan Uco Lole, mengunjungi pantai Onansila tersebut.
Dalam perjalanan itu, tanpa disangka, telah menunggu seekor buaya tepat di depan bibir pantai yang menjadi arah tujuan ketiga bocah tersebut. Korban Yesly Lole, menyangka buaya tersebut, adalah seekor penyu. "Karena salah sangkanya itu, korban mendekat, belum berapa jauh langkahnya, buaya tersebut langsung menrekam koban Yesly," katanya.
Melihat kejadian yang mengerikan itu, kedua temannya, langsung melarikan diri ke rumahnya dan menyampaikan peristiwa naas itu kepada orang tua mereka.
"Warga segera melakukan aksi ke pantai namun tidak lagi menemukan jasad dan buaya pemangsa tersebut," kata Jhoni Ati.
Masyarakat Desa Onansila tak patah arang. Pencarian diteruskan pada Selasa (18/2) dengan bantuan aparat kepolisian satuan Polisi perairan. Alhasil, pencarian membuah hasil. Pada Selasa (18/2) sekitar pukul 22.00 Wita, buaya pemangsa Yesly, ditemukan dan digiring masyarakat ke darat.
Warga kata Jhoni Ati, terpaksa harus memotong buaya tersebut, untuk mencari bagian tubuh lainnya milik korban Yesly, yang telah disantapnya.
Menurut dia, peristiwa yang dialami Yesly bukan kejadian pertama di daerah itu. Dia mengatakan, daerah pesisir dan laut Semau, menjadi salah satu tempat aman bagi tempat tinggal buaya.
"Saya sedang berpikir untuk membuat penangkaran khusus buaya sehingga tidak menjadi petaka bagi masyarakat di daerah ini. Saya akan bicarakan ini dengan Bapak Bupati," katanya.(*)
"Saat ditemukan, siswa berusai 13 tahun yang duduk di kelas V SD itu, sudah tidak bernyawa. Bahkan bagian tubuh yang tersisa tidak utuh," kata Camat Semau Selatan, Kabaupaten Kupang Jhoni Ati, yang dihubungi, Rabu.
Dia mengatakan, pelajar warga Rt 002/Rw 002, Dusun IV, Desa Onansila, Kecamatan Semua Selatan itu, dimangsa buaya pada Senin (17/2), sekitar pukul 13.00 Wita.
Putri ke empat pasangan Yolemdus Lole dan Asnat Lole-Tasi, menemui ajalnya, pascapulang sekolah bersama dua temannya masing-masing Itel Lenggu dan Uco Lole, mengunjungi pantai Onansila tersebut.
Dalam perjalanan itu, tanpa disangka, telah menunggu seekor buaya tepat di depan bibir pantai yang menjadi arah tujuan ketiga bocah tersebut. Korban Yesly Lole, menyangka buaya tersebut, adalah seekor penyu. "Karena salah sangkanya itu, korban mendekat, belum berapa jauh langkahnya, buaya tersebut langsung menrekam koban Yesly," katanya.
Melihat kejadian yang mengerikan itu, kedua temannya, langsung melarikan diri ke rumahnya dan menyampaikan peristiwa naas itu kepada orang tua mereka.
"Warga segera melakukan aksi ke pantai namun tidak lagi menemukan jasad dan buaya pemangsa tersebut," kata Jhoni Ati.
Masyarakat Desa Onansila tak patah arang. Pencarian diteruskan pada Selasa (18/2) dengan bantuan aparat kepolisian satuan Polisi perairan. Alhasil, pencarian membuah hasil. Pada Selasa (18/2) sekitar pukul 22.00 Wita, buaya pemangsa Yesly, ditemukan dan digiring masyarakat ke darat.
Warga kata Jhoni Ati, terpaksa harus memotong buaya tersebut, untuk mencari bagian tubuh lainnya milik korban Yesly, yang telah disantapnya.
Menurut dia, peristiwa yang dialami Yesly bukan kejadian pertama di daerah itu. Dia mengatakan, daerah pesisir dan laut Semau, menjadi salah satu tempat aman bagi tempat tinggal buaya.
"Saya sedang berpikir untuk membuat penangkaran khusus buaya sehingga tidak menjadi petaka bagi masyarakat di daerah ini. Saya akan bicarakan ini dengan Bapak Bupati," katanya.(*)
Pewarta: Yohanes Adrianus
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014
Tags: