Dirinya mengatakan, dalam kurun waktu satu dekade terakhir, pihaknya tercatat telah membina 11.164 orang santri di 114 pondok pesantren yang tersebar di seluruh wilayah tanah air.
Ia berargumen pondok pesantren memiliki potensi strategis untuk dikembangkan sebagai tempat penumbuhan ribuan WUB. Hal itu karena, para santri yang memiliki keterampilan dan pengetahuan berwirausaha dapat menjadi penopang pondok pesantren sebagai tempat pengembangan (agent of development) dalam memacu pemberdayaan ekonomi masyarakat.
"Pengembangan wirausaha di pondok pesantren tidak hanya akan memberikan manfaat bagi individu yang terlibat, tetapi juga kontribusi positif bagi perekonomian lokal di sekitar pondok pesantren,” kata Reni.
Lebih lanjut, dirinya mencontohkan Pondok Pesantren Miftahul Huda Affandy di Tasikmalaya menjadi salah satu pondok pesantren yang mendapatkan fasilitasi bimbingan teknis produksi dan fasilitasi mesin/peralatan WUB industri kecil menengah (IKM) furnitur. Kegiatan itu dalam rangka pelaksanaan program Santripreneur tahun 2024 yang dilaksanakan pada tanggal 13 – 17 Juli 2024.
Direktur IKM Pangan, Furnitur, dan Bahan Bangunan Kemenperin Yedi Sabaryadi menjelaskan, sebanyak 20 peserta yang merupakan santri Ponpes Miftahul Huda Affandy mengikuti kegiatan ini, sehingga diharapkan bisa mendorong tumbuhnya pelaku industri furnitur di lingkungan pondok pesantren.
Baca juga: Kemenperin bina lebih dari 10 ribu Santripreneur sejak 2013
Baca juga: Sandiaga minta santri di Malang kembangkan konten digital edukatif
Baca juga: KKP ajak santri jadi wirausaha di sektor kelautan perikanan