Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah Turki mengharapkan Indonesia lebih meningkatkan volume ekspor minyak sawit mentah (CPO) ke negara tersebut.

Hal itu dinyatakan Duta Besar Indonesia untuk Turki, Nahari Agustini ketika bertemu dengan Menteri Pertanian, Suswono di kantor Kementerian Pertanian, Jakarta, Rabu.

"Permintaan CPO Turki sangat tinggi, selama ini mereka mengimpor dari Malaysia tapi belum cukup. Oleh karena itu mereka membuka peluang untuk Indonesia," katanya.

Selain berpotensi sebagai pasar CPO Indonesia, menurut Dubes, Turki juga bisa sebagai "batu pijakan" ekspor minyak sawit Indonesia ke negara-negara Balkan.

Apalagi, tambahnya, ekspor CPO Indonesia ke Uni Eropa selalu mendapatkan hambatan sehingga Turki maupun negara Balkan layak dilirik sebagai pasar baru.

Selain membuka peluang peningkatan ekspor, Turki juga menawarkan Indonesia membuka kantor pusat dagang CPO di negara itu.

Dalam pertemuan tersebut Dubes Nahari mengikutsertakan sejumlah pengusaha Turki, yang ingin menjajagi kerjasama dengan para pengusaha Indonesia yang bergerak di sektor pertanian.

Sementara itu Mentan Suswono mengungkapkan, volume perdagangan Indonesia-Turki masih dapat ditingkatkan.

Apalagi, tambahnya, pimpinan kedua negara sepakat meningkatkan kerjasama perdagangan hingga mencapai volume 5 miliar dolar AS.

"Jadi masih sangat mungkin untuk ditingkatkan," ujar Mentan.

Terkait dengan kerjasama di bidang pertanian, kedua negara telah menandatangani nota kesepahaman (MoU) ketika Presiden SBY berkunjung ke Turki beberapa waktu lalu.

Sebagai tindak lanjut perlu dibentuk kelompok kerja (working group) agar MoU tersebut dapat diimplementasikan.

"Segera dibentuk working group agar MoU yang sudah ditandatangani kedua pemerintah dapat diimplementasikan," kata Suswono kepada jajaran pejabat Kementan yang hadir.