Lima orang tewas akibat gelombang panas di Italia
15 Juli 2024 17:01 WIB
Arsip - Petugas Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menunjukkan pantauan suhu udara di Kantor BMKG, Jakarta, Senin (6/5/2024). BMKG memastikan fenomena udara panas yang melanda Indonesia beberapa hari terakhir bukan merupakan gelombang panas (heat wave), melainkan cuaca panas yang diperkirakan bakal berlangsung hingga Agustus atau September akibat dari adanya gerak semu matahari. ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/nym.
Moskow (ANTARA) - Jumlah korban tewas akibat gelombang panas yang dibawa oleh antisiklon Charon di Apennines, Minggu (14/7) mencapai lima orang, demikian laporan harian Il Mattino pada Senin. Mayoritas kematian terjadi di pantai-pantai di wilayah selatan Italia, Apulia.
Satu orang pingsan di jalan di luar kota Roma. Semua korban berusia antara 68 dan 80 tahun.
Kementerian Kesehatan mengumumkan tingkat darurat cuaca tertinggi di 11 dari 27 kota terbesar selama akhir pekan.
Panas ekstrem yang melebihi 100 derajat Fahrenheit (setara 37,78 derajat Celcius) diperkirakan akan bertahan di seluruh Semenanjung Apenina selama sisa pekan ini, dengan Kamis (18/7) dan Jumat (19/7) diperkirakan akan menjadi yang terpanas.
Organisasi Meteorologi Dunia PBB memperkirakan suhu global akan mencapai rekor tertinggi dalam lima tahun ke depan, yang diperparah oleh gas rumah kaca dan perubahan arus laut dari La Nina ke El Nino yang dimulai musim panas lalu.
Sumber: Sputnik-OANA
Baca juga: Pakar sebut gelombang panas picu migrain berulang
Baca juga: Gelombang panas ekstrem melanda sebagian besar AS
Baca juga: Italia keluarkan peringatan merah di 11 kota akibat panas ekstrim
Satu orang pingsan di jalan di luar kota Roma. Semua korban berusia antara 68 dan 80 tahun.
Kementerian Kesehatan mengumumkan tingkat darurat cuaca tertinggi di 11 dari 27 kota terbesar selama akhir pekan.
Panas ekstrem yang melebihi 100 derajat Fahrenheit (setara 37,78 derajat Celcius) diperkirakan akan bertahan di seluruh Semenanjung Apenina selama sisa pekan ini, dengan Kamis (18/7) dan Jumat (19/7) diperkirakan akan menjadi yang terpanas.
Organisasi Meteorologi Dunia PBB memperkirakan suhu global akan mencapai rekor tertinggi dalam lima tahun ke depan, yang diperparah oleh gas rumah kaca dan perubahan arus laut dari La Nina ke El Nino yang dimulai musim panas lalu.
Sumber: Sputnik-OANA
Baca juga: Pakar sebut gelombang panas picu migrain berulang
Baca juga: Gelombang panas ekstrem melanda sebagian besar AS
Baca juga: Italia keluarkan peringatan merah di 11 kota akibat panas ekstrim
Penerjemah: Primayanti
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2024
Tags: