Kapal riset OceanX sandar di Benoa Bali mulai misi penelitian kelautan
15 Juli 2024 12:40 WIB
Kapal riset OceanX bekerja sama dengan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) dan BRIN, sandar di Pelabuhan Benoa, Kota Denpasar, Bali, untuk memulai misi penelitian kelautan di Denpasar, Senin (15/7/2024). ANTARA/Dewa Ketut Sudiarta Wiguna
Denpasar (ANTARA) - Kapal riset OceanX yang bekerja sama dengan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) dan BRIN, sandar di Pelabuhan Benoa, Kota Denpasar, Bali, untuk memulai misi penelitian kelautan.
“Rencananya sandar di Benoa hingga 25 Juli untuk survei kelautan,” kata General Manajer Pelindo Benoa Anak Agung Gde Agung Mataram di Denpasar, Senin.
Kapal yang memiliki panjang 87 meter dan mampu menampung hingga 72 orang kru itu sandar di Dermaga Timur Pelabuhan Benoa sekitar pukul 09.45 Wita, setelah berlayar dari Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta.
Pemerintah Indonesia melalui Kemenko Marves dan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menggandeng organisasi nonprofit OceanX mengerahkan kapal riset canggih, OceanXplorer untuk melakukan ekspedisi guna meneliti potensi kelautan tanah air.
Dalam ekspedisi penelitian itu fokusnya adalah keanekaragaman hayati laut, potensi karbon, asesment stok ikan hingga pemetaan gempa zona megathrust untuk menyempurnakan model gempa bumi dan tsunami.
Melalui eksplorasi itu diharapkan keanekaragaman hayati yang masih belum tereksplorasi secara maksimal khususnya laut dalam bisa dipetakan.
Berdasarkan data Kemenko Marves, baru 19 persen lautan Indonesia yang terpetakan.
Padahal, Indonesia memiliki garis pantai yang panjang yakni mencapai 108 ribu kilometer dan lebih dari 70 persen luas Indonesia adalah perairan.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Marves Luhut Binsar Pandjaitan meluncurkan misi ekspedisi kapal riset itu pada 15 Mei 2024 di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali.
Ada pun tim peneliti Indonesia terdiri dari perwakilan BRIN, universitas, dan organisasi Konservasi Indonesia.
Misi itu juga melibatkan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, Pusat Hidro-Oseanografi Angkatan Laut (Pushidrosal), Kementerian Perhubungan, Kementerian Pertahanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan dan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
Misi eksplorasi kelautan itu dimulai pada 8 Mei 2024 diawali dari Pulau Sambu, Kepulauan Riau.
Ekspedisi dengan kapal canggih OceanXplorer itu kemudian dilanjutkan ke wilayah lain di tanah air dengan menyinggahi Banda Aceh, Teluk Bayur di Padang, Tanjung Priok Jakarta, Pelabuhan Benoa Denpasar Bali, Labuan Bajo NTT dan berakhir di Bitung, Sulawesi Utara dijadwalkan pada 25 Agustus 2024.
Baca juga: BRIN akan beli dua kapal riset pada 2027 dengan anggaran Rp1,5 triliun
Baca juga: BRIN targetkan punya 12 kapal riset, perkuat penelitian maritim RI
Baca juga: Luhut beri masukan Presiden Terpilih Prabowo Subianto beli kapal riset
“Rencananya sandar di Benoa hingga 25 Juli untuk survei kelautan,” kata General Manajer Pelindo Benoa Anak Agung Gde Agung Mataram di Denpasar, Senin.
Kapal yang memiliki panjang 87 meter dan mampu menampung hingga 72 orang kru itu sandar di Dermaga Timur Pelabuhan Benoa sekitar pukul 09.45 Wita, setelah berlayar dari Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta.
Pemerintah Indonesia melalui Kemenko Marves dan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menggandeng organisasi nonprofit OceanX mengerahkan kapal riset canggih, OceanXplorer untuk melakukan ekspedisi guna meneliti potensi kelautan tanah air.
Dalam ekspedisi penelitian itu fokusnya adalah keanekaragaman hayati laut, potensi karbon, asesment stok ikan hingga pemetaan gempa zona megathrust untuk menyempurnakan model gempa bumi dan tsunami.
Melalui eksplorasi itu diharapkan keanekaragaman hayati yang masih belum tereksplorasi secara maksimal khususnya laut dalam bisa dipetakan.
Berdasarkan data Kemenko Marves, baru 19 persen lautan Indonesia yang terpetakan.
Padahal, Indonesia memiliki garis pantai yang panjang yakni mencapai 108 ribu kilometer dan lebih dari 70 persen luas Indonesia adalah perairan.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Marves Luhut Binsar Pandjaitan meluncurkan misi ekspedisi kapal riset itu pada 15 Mei 2024 di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali.
Ada pun tim peneliti Indonesia terdiri dari perwakilan BRIN, universitas, dan organisasi Konservasi Indonesia.
Misi itu juga melibatkan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, Pusat Hidro-Oseanografi Angkatan Laut (Pushidrosal), Kementerian Perhubungan, Kementerian Pertahanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan dan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
Misi eksplorasi kelautan itu dimulai pada 8 Mei 2024 diawali dari Pulau Sambu, Kepulauan Riau.
Ekspedisi dengan kapal canggih OceanXplorer itu kemudian dilanjutkan ke wilayah lain di tanah air dengan menyinggahi Banda Aceh, Teluk Bayur di Padang, Tanjung Priok Jakarta, Pelabuhan Benoa Denpasar Bali, Labuan Bajo NTT dan berakhir di Bitung, Sulawesi Utara dijadwalkan pada 25 Agustus 2024.
Baca juga: BRIN akan beli dua kapal riset pada 2027 dengan anggaran Rp1,5 triliun
Baca juga: BRIN targetkan punya 12 kapal riset, perkuat penelitian maritim RI
Baca juga: Luhut beri masukan Presiden Terpilih Prabowo Subianto beli kapal riset
Pewarta: Dewa Ketut Sudiarta Wiguna
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2024
Tags: