BI NTB kampanyekan transaksi non tunai lewat QRIS Jelajah Indonesia
14 Juli 2024 20:03 WIB
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTB, Berry Arifsyah Harahap, memberikan pengarahan kepada para peserta QRIS Jelajah Indonesia. (ANTARA/Bank Indonesia).
Mataram (ANTARA) - Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Nusa Tenggara Barat menggelar QRIS Jelajah Indonesia untuk mengkampanyekan transaksi non tunai kepada masyarakat khususnya di kawasan wisata Pulau Lombok yang ramai dikunjungi wisatawan domestik dan mancanegara.
Kepala Kantor Perwakilan BI NTB Berry Arifsyah Harahap di Mataram, Minggu, mengatakan QRIS Jelajah Indonesia merupakan sebuah kampanye unggulan Bank Indonesia dalam rangka perluasan digitalisasi sistem pembayaran dengan metode yang bukan konvensional.
"Kegiatan QRIS Jelajah Indonesia dikemas dalam bentuk kompetisi yang dilakukan di 46 Kantor Perwakilan Dalam Negeri (KPwDN) Bank Indonesia," katanya.
Ia mengatakan QRIS Jelajah Indonesia yang digelar 12-14 Juli 2024, diikuti oleh sebanyak 30 orang peserta dari berbagai kalangan yang terdiri atas 10 tim.
Seluruh peserta telah mengeksplorasi dan mendokumentasikan keindahan alam yang ada di NTB, sebagai salah satu dari destinasi pariwisata super prioritas.
Baca juga: Pondok pesantren binaan BI NTB juara satu Festival Ekonomi Syariah
Baca juga: BI sebar uang layak edar Rp8 miliar ke lima pulau 3T di NTB
Berry menambahkan para peserta juga melakukan berbagai misi dalam rangka kampanye inisiatif digitalisasi sistem pembayaran serta misi pembuatan konten digital kreatif.
Berbagai misi tersebut di antaranya adalah misi bertemakan QRIS, elektronifikasi antipencucian uang dan pencegahan pendanaan terorisme (APU-PPT).
Selain itu, misi manajemen risiko, cinta, bangga, paham (CBP) Rupiah, BI-FAST, Kartu Kredit Indonesia (KKI), perlindungan konsumen dan keamanan dan ketahanan siber (KKS).
Hal utama lain adalah para peserta mengedukasi masyarakat mengenai sistem pembayaran baik digital maupun non digital.
"Semoga dampak kegiatan QRIS Jelajah Indonesia tidak hanya memberikan manfaat bagi para peserta, namun juga bagi masyarakat dalam edukasi sistem pembayaran serta perkembangan jumlah wisatawan di NTB," ujarnya.
Deputi Kepala Perwakilan BI NTB, Achmad Fauzi menambahkan QRIS Jelajah Indonesia dimulai dari Kota Mataram. Para peserta memberikan sosialisasi mengenai QRIS parkir sebagai salah satu penyumbang pendapatan asli daerah (PAD).
Tukang parkir juga diberikan edukasi mengenai fitur-fitur yang ada pada QRIS seperti mode yang disajikan oleh pedagang, mode yang disajikan oleh pelanggan, tanpa tatap muka hingga QRIS Tuntas (tarik tunai, transfer dan setor tunai).
Setelah dari Kota Mataram, peserta melanjutkan perjalanan menuju Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika di Kabupaten Lombok Tengah, untuk memperkenalkan aplikasi AR Rupiah.
"Di lokasi itu, para peserta juga dapat belajar sambil mengeksplorasi tempat-tempat wisata. Selain itu, diberikan juga sosialisasi mengenai cinta bangga dan paham rupiah sebagai sistem pembayaran tunai," katanya.
Hari selanjutnya di Kabupaten Lombok Timur, kata Fauzi, peserta melakukan pengolahan cabai kering bersama salah satu usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) binaan Bank Indonesia.
Cabai merupakan salah satu bahan pangan mudah menguap di NTB, sehingga penggunaan produk olahan atau produk turunan seperti cabai kering, bubuk cabai maupun minyak cabai dapat menjadi salah satu solusi dalam menangani inflasi.
Di destinasi selanjutnya, yaitu Pantai Nipah di Kabupaten Lombok Utara, peserta melakukan user experience QRIS dengan warga lokal dan wisatawan mancanegara dengan turut memperkenalkan QRIS lintas batas.
Misi terakhir yaitu mencari kegiatan usaha penukaran valuta asing bukan bank (KUPVA BB) di Senggigi, Kabupaten Lombok Barat, yang merupakan salah satu destinasi utama bagi wisatawan mancanegara, sehingga terdapat banyak tempat penukaran uang asing yang terletak di daerah tersebut.
"Jadi perlu ada literasi dan sosialisasi kepada masyarakat mengenai ciri-ciri KUPVA legal sebagai salah satu bentuk dukungan dari kegiatan anti pencucian uang dan pencegahan pendanaan terorisme," ucap Fauzi.
Data Kantor Perwakilan BI NTB menyebutkan pencapaian volume transaksi menggunakan system Quick Response Code Indonesia Standard (QRIS) di NTB, hingga Mei 2024 sudah mencapai 2.282.375 kali transaksi dengan nominal transaksi sebesar Rp220,93 miliar dari total pengguna sebanyak 16.559 orang.
Baca juga: BI NTB melatih pokdarwis kembangkan wisata hijau
Baca juga: PLN-BI NTB manfaatkan limbah uang kertas jadi bahan Co-firing PLTU
Kepala Kantor Perwakilan BI NTB Berry Arifsyah Harahap di Mataram, Minggu, mengatakan QRIS Jelajah Indonesia merupakan sebuah kampanye unggulan Bank Indonesia dalam rangka perluasan digitalisasi sistem pembayaran dengan metode yang bukan konvensional.
"Kegiatan QRIS Jelajah Indonesia dikemas dalam bentuk kompetisi yang dilakukan di 46 Kantor Perwakilan Dalam Negeri (KPwDN) Bank Indonesia," katanya.
Ia mengatakan QRIS Jelajah Indonesia yang digelar 12-14 Juli 2024, diikuti oleh sebanyak 30 orang peserta dari berbagai kalangan yang terdiri atas 10 tim.
Seluruh peserta telah mengeksplorasi dan mendokumentasikan keindahan alam yang ada di NTB, sebagai salah satu dari destinasi pariwisata super prioritas.
Baca juga: Pondok pesantren binaan BI NTB juara satu Festival Ekonomi Syariah
Baca juga: BI sebar uang layak edar Rp8 miliar ke lima pulau 3T di NTB
Berry menambahkan para peserta juga melakukan berbagai misi dalam rangka kampanye inisiatif digitalisasi sistem pembayaran serta misi pembuatan konten digital kreatif.
Berbagai misi tersebut di antaranya adalah misi bertemakan QRIS, elektronifikasi antipencucian uang dan pencegahan pendanaan terorisme (APU-PPT).
Selain itu, misi manajemen risiko, cinta, bangga, paham (CBP) Rupiah, BI-FAST, Kartu Kredit Indonesia (KKI), perlindungan konsumen dan keamanan dan ketahanan siber (KKS).
Hal utama lain adalah para peserta mengedukasi masyarakat mengenai sistem pembayaran baik digital maupun non digital.
"Semoga dampak kegiatan QRIS Jelajah Indonesia tidak hanya memberikan manfaat bagi para peserta, namun juga bagi masyarakat dalam edukasi sistem pembayaran serta perkembangan jumlah wisatawan di NTB," ujarnya.
Deputi Kepala Perwakilan BI NTB, Achmad Fauzi menambahkan QRIS Jelajah Indonesia dimulai dari Kota Mataram. Para peserta memberikan sosialisasi mengenai QRIS parkir sebagai salah satu penyumbang pendapatan asli daerah (PAD).
Tukang parkir juga diberikan edukasi mengenai fitur-fitur yang ada pada QRIS seperti mode yang disajikan oleh pedagang, mode yang disajikan oleh pelanggan, tanpa tatap muka hingga QRIS Tuntas (tarik tunai, transfer dan setor tunai).
Setelah dari Kota Mataram, peserta melanjutkan perjalanan menuju Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika di Kabupaten Lombok Tengah, untuk memperkenalkan aplikasi AR Rupiah.
"Di lokasi itu, para peserta juga dapat belajar sambil mengeksplorasi tempat-tempat wisata. Selain itu, diberikan juga sosialisasi mengenai cinta bangga dan paham rupiah sebagai sistem pembayaran tunai," katanya.
Hari selanjutnya di Kabupaten Lombok Timur, kata Fauzi, peserta melakukan pengolahan cabai kering bersama salah satu usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) binaan Bank Indonesia.
Cabai merupakan salah satu bahan pangan mudah menguap di NTB, sehingga penggunaan produk olahan atau produk turunan seperti cabai kering, bubuk cabai maupun minyak cabai dapat menjadi salah satu solusi dalam menangani inflasi.
Di destinasi selanjutnya, yaitu Pantai Nipah di Kabupaten Lombok Utara, peserta melakukan user experience QRIS dengan warga lokal dan wisatawan mancanegara dengan turut memperkenalkan QRIS lintas batas.
Misi terakhir yaitu mencari kegiatan usaha penukaran valuta asing bukan bank (KUPVA BB) di Senggigi, Kabupaten Lombok Barat, yang merupakan salah satu destinasi utama bagi wisatawan mancanegara, sehingga terdapat banyak tempat penukaran uang asing yang terletak di daerah tersebut.
"Jadi perlu ada literasi dan sosialisasi kepada masyarakat mengenai ciri-ciri KUPVA legal sebagai salah satu bentuk dukungan dari kegiatan anti pencucian uang dan pencegahan pendanaan terorisme," ucap Fauzi.
Data Kantor Perwakilan BI NTB menyebutkan pencapaian volume transaksi menggunakan system Quick Response Code Indonesia Standard (QRIS) di NTB, hingga Mei 2024 sudah mencapai 2.282.375 kali transaksi dengan nominal transaksi sebesar Rp220,93 miliar dari total pengguna sebanyak 16.559 orang.
Baca juga: BI NTB melatih pokdarwis kembangkan wisata hijau
Baca juga: PLN-BI NTB manfaatkan limbah uang kertas jadi bahan Co-firing PLTU
Pewarta: Nur Imansyah
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2024
Tags: