Jakarta (ANTARA) - Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin) terus berinovasi memajukan sektor koperasi berbasis teknologi blockchain dengan menggandeng PT Benua Integrasi Global.

Ketua Umum Dekopin Nurdin Halid menyambut baik adanya kerja sama tersebut yang akan memperkuat transformasi digital koperasi di tanah air.

"Ini tentu akan memperkuat koperasi digital kita," kata dia melalui keterangan yang diterima di Jakarta, Minggu.

Kerja sama Dekopin dan Benua Integrasi Global tersebut resmi ditandatangani di Kota Batam, Kepulauan Riau (Kepri) dalam rangkaian peringatan Hari Koperasi Nasional (Harkopnas) ke-77.

Sementara itu, Presiden Direktur Benua Integrasi Global Alexander Zulkarnain mengatakan pihaknya juga siap mendukung untuk memajukan koperasi berbasis teknologi blockchain tersebut.

"Prinsip koperasi sejalan dengan digitalisasi. Basisnya keanggotaan dan jaringan dan kami siap melaksanakannya. Saatnya, koperasi masuk era digital dan kami memajukannya dengan aplikasi berbasis blockchain. Ini adalah sebuah revolusi," kata Alex.

Diketahui, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko Perekonomian) Airlangga Hartarto menyebut koperasi yang bertahan adalah koperasi yang menguasai pangsa pasar.

Hal tersebut disampaikannya saat menghadiri Harkopnas ke-77 yang dilaksanakan di Kota Batam, Kepri, Jumat (12/7).

"Kuncinya tetap, koperasi yang survive adalah koperasi yang menguasai pasar atau market share. Jadi, jangan dilupakan daya saing. Koperasi selalu memiliki daya saing tinggi, saya yakin apapun jenis usahanya dan apapun komposisinya," ujar Airlangga dalam sambutannya.

Ia menyampaikan koperasi juga harus terlibat dalam perkembangan digitalisasi, guna meningkatkan serta mendorong daya tahan ekonomi Indonesia.

Sedangkan, Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki dalam sambutannya memperingati Harkopnas ke-77 mengatakan koperasi selama ini telah menjadi bagian dari ekosistem usaha rakyat agar dapat bertumbuh dari usaha kecil ke menengah dan terhubung ke dalam rantai pasok industri nasional.

Teten mengatakan koperasi telah menjadi solusi pembiayaan mikro yang paling banyak diakses oleh rumah tangga di Indonesia sebesar 4,25 persen setelah bank umum selain kredit usaha rakyat KUR (4,95 persen).

"Bahkan, di sektor pertanian dan perdesaan, koperasi telah menjadi lembaga keuangan utama dalam pemenuhan pembiayaan usaha," kata Teten.

Baca juga: Harkopnas, Dekopin ingin pengawas koperasi segera dibentuk
Baca juga: Airlangga: Koperasi yang bertahan adalah yang kuasai pasar
Baca juga: Koperasi Iska Bekai mulai bangun kebun sawit 5.657 hektar di Merauke