New York (ANTARA) - Regulator penerbangan federal Amerika Serikat (AS), Jumat (12/7) mengumumkan penghentian sementara roket Falcon 9 milik SpaceX setelah terjadi kerusakan mesin yang menyebabkan satelit Starlink gagal diluncurkan.

Roket Falcon 9 mengalami kendala kemunduran yang jarang terjadi dan mengkhawatirkan pada Kamis (11/7) malam waktu setempat, ketika roket itu mencoba untuk meluncurkan 20 satelit internet Starlink ke orbit dari Vandenberg Space Force Base, California. Sekitar satu jam setelah lepas landas, tahap kedua peluncuran roket tersebut gagal menyala sehingga justru menempatkan satelit pada orbit yang sangat rendah dan berisiko terbakar di atmosfer Bumi.

Administrasi penerbangan AS Federal Aviation Administration (FAA) memerintahkan penyelidikan terhadap kegagalan Falcon 9, meskipun "tidak ada laporan cedera publik atau kerusakan properti publik". FAA mengatakan bahwa roket tersebut akan dihentikan sementara sampai masalah terselesaikan dan dipastikan tidak ada ancaman terhadap keselamatan publik.

Dalam sebuah pernyataan di media sosial X, SpaceX mengatakan bahwa dalam peluncuran pada Kamis, "mesin tahap kedua tidak menyelesaikan pembakaran keduanya"

"Sebagai akibat dari insiden tersebut, satelit Starlink ditempatkan ke orbit yang lebih rendah dari yang dimaksudkan," SpaceX menambahkan.

Pendiri sekaligus CEO SpaceX Elon Musk mengunggah di media sosial X bahwa mesin tersebut gagal "karena alasan yang saat ini belum diketahui. Tim sedang meninjau data malam ini untuk memahami akar penyebab masalah".

Insiden pada Kamis itu terjadi pada misi ke-354 Falcon 9 dan menandai kegagalan pertamanya sejak 2015, ketika roket meledak di situs peluncuran di Florida.