Laporan dari Jepang
Warga Jepang gelar seminar tentang Indonesia
13 Juli 2024 21:50 WIB
Takahashi Susumu peneliti tamu Sekolah Pascasarjana Ilmu Lingkungan Perkotaan Universitas Metropolitan Tokyo Takahashi Susumu memaparkan tentang Indonesia, Sabtu (13/7) (ANTARA/ Juwita Trisna Rahayu)
Chigasaki (ANTARA) - Warga Jepang yang tergabung dalam International Association of Chigasaki menggelar seminar yang bertajuk “Indonesia, Harta Karun Sumber Daya Hayati dan Kehidupan Kita” di Kota Chigasaki, Prefektur Kanagawa, Sabtu (13/7).
Seminar tersebut dibawakan oleh Takahashi Susumu yang merupakan pemimpin pertama proyek konservasi keanekaragaman hayati antara Badan Kerja Sama Internasional Jepang (JICA) dan Indonesia sekaligus peneliti tamu Sekolah Pascasarjana Ilmu Lingkungan Perkotaan Universitas Metropolitan Tokyo.
Dalam pemaparannya, Takahashi mengangkat sejumlah topik, mulai dari sejarah, budaya, kelompok etnis, perkebunan, tambak udang, masalah keanekaragaman hayati dan sebagainya.
“Jepang dan Indonesia tidak hanya sama-sama berada di Asia, tetapi juga memiliki hubungan yang sangat dalam. Namun, banyak orang Jepang mungkin tidak menyadari sepenuhnya hubungan mereka dengan Indonesia,” katanya.
Untuk itu, ia memberikan berbagai penjelasan terkait topik-topik tersebut guna menyoroti hubungan yang tidak terpisahkan antara kedua negara.
Menurut Takahashi, Indonesia adalah negara yang kaya akan sumber daya sebab memiliki populasi yang besar dan siap berkembang pesat.
“Dalam hal ini, saya berharap Indonesia dapat belajar dari sejarah perkembangan dan kesalahan masa lalu Jepang untuk mencapai pertumbuhan yang lebih besar dan mempererat hubungan dengan Jepang,” kata peneliti yang pernah tinggal di Bogor, Jawa Barat, itu.
Kegiatan itu juga ditujukan agar orang Jepang memahami Indonesia dengan lebih baik lagi yang hasil akhirnya dapat meningkatkan hubungan persahabatan Indonesia-Jepang.
“Selain itu, saya berharap dengan memahami posisi Indonesia di dunia, orang-orang akan mendapatkan perspektif yang lebih luas tentang hubungan globalnya,” katanya.
Seminar tersebut disambut antusias oleh masyarakat Jepang baik tua maupun muda meskipun diadakan di kota yang jaraknya sekitar 60 kilometer dari kota Tokyo.
Hampir seluruh kursi terisi yang sebagian besar diisi oleh warga negeri Sakura itu.
Salah satu peserta seminar Mishima Kenta mengaku mengagumi Indonesia dengan keberagaman serta aspek budaya, etnis dan bahasa yang kaya.
“Saya juga menghargai kekuatan Indonesia yang menghindari konflik yang tidak perlu dan menghargai empati,” ujarnya.
Mishima mengaku sangat menyukai orang Indonesia yang dianggap memiliki kesamaan karakter dengan orang Jepang.
“Yang paling saya sukai dari Indonesia adalah orang-orangnya. Mereka mengingatkan saya pada orang Jepang. Orang Indonesia ramah, mereka menghormati orang lain. Orang Indonesia sering mengutamakan pendapat orang lain daripada pendapat sendiri yang saya anggap mirip dengan perilaku orang Jepang,” ujarnya.
Peserta lain yang datang dari Kota Hiratsuka, Rika Tsukano mengatakan sangat menyukai batik dan telah mempelajari sejarah serta pembuatan batik selama 10 tahun terakhir.
“Kalau saya belajar tentang perajin batik zaman dahulu, ada kemiripan dengan pemikiran orang Jepang. Saya mau meneliti batik, terutama batik lawas dan perajin zaman dahulu dan mau mengenalkan kepada orang Jepang betapa cantiknya dan saya merasa dekat antara budaya Indonesia dan Jepang,” kata wanita yang lancar bahasa Indonesia itu.
Tidak hanya materi, peserta juga disuguhi kopi khas Indonesia berikut dengan gula aren khas nusantara dan camilan.
Di beberapa sudut ruangan juga dipamerkan beberapa helai batik, karya seni seperti ukiran, pajangan, alat musik angklung hingga rempah-rempah khas Indonesia, seperti pala, cengkeh dan lada.
Baca juga: KBRI gandeng Tokyo Fuji Art Museum gelar pameran Indonesia
Baca juga: Dubes harap parlemen Jepang perkuat perlindungan tenaga kerja WNI
Baca juga: Pameran Karya Kreatif Indonesia hadir perdana di Tokyo
Seminar tersebut dibawakan oleh Takahashi Susumu yang merupakan pemimpin pertama proyek konservasi keanekaragaman hayati antara Badan Kerja Sama Internasional Jepang (JICA) dan Indonesia sekaligus peneliti tamu Sekolah Pascasarjana Ilmu Lingkungan Perkotaan Universitas Metropolitan Tokyo.
Dalam pemaparannya, Takahashi mengangkat sejumlah topik, mulai dari sejarah, budaya, kelompok etnis, perkebunan, tambak udang, masalah keanekaragaman hayati dan sebagainya.
“Jepang dan Indonesia tidak hanya sama-sama berada di Asia, tetapi juga memiliki hubungan yang sangat dalam. Namun, banyak orang Jepang mungkin tidak menyadari sepenuhnya hubungan mereka dengan Indonesia,” katanya.
Untuk itu, ia memberikan berbagai penjelasan terkait topik-topik tersebut guna menyoroti hubungan yang tidak terpisahkan antara kedua negara.
Menurut Takahashi, Indonesia adalah negara yang kaya akan sumber daya sebab memiliki populasi yang besar dan siap berkembang pesat.
“Dalam hal ini, saya berharap Indonesia dapat belajar dari sejarah perkembangan dan kesalahan masa lalu Jepang untuk mencapai pertumbuhan yang lebih besar dan mempererat hubungan dengan Jepang,” kata peneliti yang pernah tinggal di Bogor, Jawa Barat, itu.
Kegiatan itu juga ditujukan agar orang Jepang memahami Indonesia dengan lebih baik lagi yang hasil akhirnya dapat meningkatkan hubungan persahabatan Indonesia-Jepang.
“Selain itu, saya berharap dengan memahami posisi Indonesia di dunia, orang-orang akan mendapatkan perspektif yang lebih luas tentang hubungan globalnya,” katanya.
Seminar tersebut disambut antusias oleh masyarakat Jepang baik tua maupun muda meskipun diadakan di kota yang jaraknya sekitar 60 kilometer dari kota Tokyo.
Hampir seluruh kursi terisi yang sebagian besar diisi oleh warga negeri Sakura itu.
Salah satu peserta seminar Mishima Kenta mengaku mengagumi Indonesia dengan keberagaman serta aspek budaya, etnis dan bahasa yang kaya.
“Saya juga menghargai kekuatan Indonesia yang menghindari konflik yang tidak perlu dan menghargai empati,” ujarnya.
Mishima mengaku sangat menyukai orang Indonesia yang dianggap memiliki kesamaan karakter dengan orang Jepang.
“Yang paling saya sukai dari Indonesia adalah orang-orangnya. Mereka mengingatkan saya pada orang Jepang. Orang Indonesia ramah, mereka menghormati orang lain. Orang Indonesia sering mengutamakan pendapat orang lain daripada pendapat sendiri yang saya anggap mirip dengan perilaku orang Jepang,” ujarnya.
Peserta lain yang datang dari Kota Hiratsuka, Rika Tsukano mengatakan sangat menyukai batik dan telah mempelajari sejarah serta pembuatan batik selama 10 tahun terakhir.
“Kalau saya belajar tentang perajin batik zaman dahulu, ada kemiripan dengan pemikiran orang Jepang. Saya mau meneliti batik, terutama batik lawas dan perajin zaman dahulu dan mau mengenalkan kepada orang Jepang betapa cantiknya dan saya merasa dekat antara budaya Indonesia dan Jepang,” kata wanita yang lancar bahasa Indonesia itu.
Tidak hanya materi, peserta juga disuguhi kopi khas Indonesia berikut dengan gula aren khas nusantara dan camilan.
Di beberapa sudut ruangan juga dipamerkan beberapa helai batik, karya seni seperti ukiran, pajangan, alat musik angklung hingga rempah-rempah khas Indonesia, seperti pala, cengkeh dan lada.
Baca juga: KBRI gandeng Tokyo Fuji Art Museum gelar pameran Indonesia
Baca juga: Dubes harap parlemen Jepang perkuat perlindungan tenaga kerja WNI
Baca juga: Pameran Karya Kreatif Indonesia hadir perdana di Tokyo
Pewarta: Juwita Trisna Rahayu
Editor: Azis Kurmala
Copyright © ANTARA 2024
Tags: