Menparekraf: Wisata Adat Osing Banyuwangi layak ditawarkan ke wisman
13 Juli 2024 18:38 WIB
Manparekraf Sandiaga Salahuddin Uno tiba di Desa Wisata Adat Osing, Desa Kemiren, Kecamatan Glagah, Banyuwangi, Jawa Timur, disambut Tari Gandrung, Sabtu (13/7/2024). ANTARA/HO-Humas Pemkab Banyuwangi.
Banyuwangi (ANTARA) - Desa Wisata Adat Osing di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, layak untuk ditawarkan kepada wisatawan mancanegara atau asing, kata Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno.
"Saya lihat ini bagian dari produk pariwisata kita yang bisa ditawarkan kepada dunia, mudah-mudahan desa wisata di Desa Kemiren ini bisa kita tawarkan ke Organisasi Pariwisata Dunia atau UN Tourism," kata Sandiaga, saat melakukan visitasi ajang Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2024 ke Desa Wisata Adat Osing Banyuwangi, Sabtu.
Desa Adat Osing di Desa Kemiren, Kecamatan Glagah itu, terpilih 50 besar desa wisata terbaik di ajang ADWI 2024 Kemenparekraf.
Desa Kemiren bersaing dengan 6.016 desa wisata di Indonesia, sedangkan Suku Osing adalah suku asli Banyuwangi yang salah satunya banyak bertempat tinggal di Desa Kemiren.
Menparekraf Sandiaga Uno mengunjungi kawasan Rumah Adat Osing, dan disambut Tari Gandrung.
Sandiaga juga melihat langsung aktivitas masyarakat saat menggelar tradisi mepe (jemur) kasur, barong ider bumi hingga tumpeng sewu.
"Hari ini saya sangat berbahagia melakukan visitasi ke salah satu dari 6.016 desa wisata se-Indonesia. Ini pengalaman yang sangat berbeda dan saya bisa katakan, pengalaman saya ini world class tourism," ujarnya pula.
Desa Wisata Adat Osing, menurut Sandiaga, merupakan destinasi yang lengkap dan memiliki keindahan alam, kesenian yang menawan, kebudayaan yang terus dijaga turun-temurun.
"Saya ucapkan selamat dan saya nyatakan Desa Wisata Adat Osing sebagai desa wisata terbaik di Indonesia 2024," katanya lagi.
Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani menyatakan bahwa pemkab terus mendukung pengembangan desa-desa di Banyuwangi, sesuai dengan potensi yang dimiliki.
Menurutnya, tidak semua desa bisa dikembangkan jadi desa wisata, akan tetapi harus disesuaikan dengan potensi yang dimiliki.
"Seperti Desa Kemiren ini memang kaya akan budaya dan tradisi, maka ini yang kami dorong melalui beragam kegiatan yang rutin digelar dalam Banyuwangi Festival. Mulai agenda Ngopi Sepuluh Ewu, Tumpeng Sewu, hingga Barong Ider Bumi. Ini semata-mata agar perekonomian warga semakin menggeliat," kata Bupati Ipuk.
Desa Kemiren masuk dalam 50 besar desa wisata ADWI 2024 Kemenparekraf diharapkan menjadi penyemangat desa wisata lainnya di Banyuwangi untuk terus berbenah.
Baca juga: Ketua DPR: Budaya Osing diminati wisatawan asing
"Saya lihat ini bagian dari produk pariwisata kita yang bisa ditawarkan kepada dunia, mudah-mudahan desa wisata di Desa Kemiren ini bisa kita tawarkan ke Organisasi Pariwisata Dunia atau UN Tourism," kata Sandiaga, saat melakukan visitasi ajang Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2024 ke Desa Wisata Adat Osing Banyuwangi, Sabtu.
Desa Adat Osing di Desa Kemiren, Kecamatan Glagah itu, terpilih 50 besar desa wisata terbaik di ajang ADWI 2024 Kemenparekraf.
Desa Kemiren bersaing dengan 6.016 desa wisata di Indonesia, sedangkan Suku Osing adalah suku asli Banyuwangi yang salah satunya banyak bertempat tinggal di Desa Kemiren.
Menparekraf Sandiaga Uno mengunjungi kawasan Rumah Adat Osing, dan disambut Tari Gandrung.
Sandiaga juga melihat langsung aktivitas masyarakat saat menggelar tradisi mepe (jemur) kasur, barong ider bumi hingga tumpeng sewu.
"Hari ini saya sangat berbahagia melakukan visitasi ke salah satu dari 6.016 desa wisata se-Indonesia. Ini pengalaman yang sangat berbeda dan saya bisa katakan, pengalaman saya ini world class tourism," ujarnya pula.
Desa Wisata Adat Osing, menurut Sandiaga, merupakan destinasi yang lengkap dan memiliki keindahan alam, kesenian yang menawan, kebudayaan yang terus dijaga turun-temurun.
"Saya ucapkan selamat dan saya nyatakan Desa Wisata Adat Osing sebagai desa wisata terbaik di Indonesia 2024," katanya lagi.
Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani menyatakan bahwa pemkab terus mendukung pengembangan desa-desa di Banyuwangi, sesuai dengan potensi yang dimiliki.
Menurutnya, tidak semua desa bisa dikembangkan jadi desa wisata, akan tetapi harus disesuaikan dengan potensi yang dimiliki.
"Seperti Desa Kemiren ini memang kaya akan budaya dan tradisi, maka ini yang kami dorong melalui beragam kegiatan yang rutin digelar dalam Banyuwangi Festival. Mulai agenda Ngopi Sepuluh Ewu, Tumpeng Sewu, hingga Barong Ider Bumi. Ini semata-mata agar perekonomian warga semakin menggeliat," kata Bupati Ipuk.
Desa Kemiren masuk dalam 50 besar desa wisata ADWI 2024 Kemenparekraf diharapkan menjadi penyemangat desa wisata lainnya di Banyuwangi untuk terus berbenah.
Baca juga: Ketua DPR: Budaya Osing diminati wisatawan asing
Pewarta: Novi Husdinariyanto
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2024
Tags: