Jakarta (ANTARA) - Indonesia melalui Kementerian Kesehatan RI akan mengirim sejumlah dokter ahli kardiovaskular ke China untuk menerima pelatihan. Pengiriman sumber daya manusia ini juga bertujuan untuk mempererat hubungan kerjasama bidang kesehatan antar dua negara.

"Saya rasa China sekarang sudah maju sekali di bidang kesehatan, termasuk dalam hal teknologi, riset, dan juga dokter-dokternya. Kami berharap nanti akan ada kerja sama yang lebih mendalam lagi sehingga kita dapat belajar baik mengenai teknologi kesehatannya, sisi kompetensi dokternya, dan riset-risetnya," ujar Direktur Jenderal (Dirjen) Tenaga Kesehatan (Nakes) drg. Arianti Anaya dalam sebuah wawancara kepada Xinhua di Jakarta, pada Kamis (11/7).

Pada Juni silam, Arianti memimpin delegasi Indonesia untuk mengunjungi beberapa rumah sakit di China. Dalam kunjungan tersebut, Kemenkes RI kemudian menjalin kerja sama dengan Rumah Sakit Jantung Rizhao, yang berlokasi di Provinsi Shandong, China timur.
Kemenkes kirim nakes ke China untuk pelatihan dan perdalam kerjasama bilateral. (ANTARA/Xinhua)


Selain itu, Kemenkes RI juga menandatangani perjanjian kerja sama dengan beberapa rumah sakit ternama di China seperti Rumah Sakit Zhongshan di Shanghai dan Rumah Sakit Peking Union Medical College di Beijing.

Melalui kerja sama dengan Rumah Sakit Jantung Rizhao, Kemenkes RI akan mengirim sejumlah dokter, perawat, dan teknisi kardiovaskular untuk belajar lebih mendalam terkait penyakit kardiovaskular dalam kurun waktu lima tahun.

Arianti mengatakan di Indonesia saat ini masih sangat kekurangan dokter spesialis, khususnya untuk penyakit kanker, jantung, strok dan ginjal.

"Kalau soal membeli alat, itu mudah saja, masalahnya ada pada SDM-nya. Bersamaan dengan alat-alat itu datang, kita juga harus menyiapkan orang-orangnya,” kata Arianti.
Kemenkes kirim nakes ke China untuk pelatihan dan perdalam kerjasama bilateral. (ANTARA/Xinhua)


Dia mengatakan Rumah Sakit Jantung Rizhao adalah salah satu rumah sakit dengan pasien terbanyak di China dan menjadi pilihan tepat untuk menjalin kerja sama.

“Kami sudah melakukan peninjauan, dan rumah sakit tersebut memberikan kuota paling besar untuk dokter kita hands-on di sana, tentu perspektifnya bagus," katanya.

Arianti menambahkan bahwa Kemenkes RI juga berencana untuk melakukan penelitian bersama (joint research) dengan China.