Gelegar dari arah Gunung Kelud hebohkan warga
17 Februari 2014 21:24 WIB
Kondisi Gunung Kelud Pasca Erupsi Aktivitas material vulkanik yang dikeluarkan Gunung Kelud pasca meletus di kawasan jembatan aliran lahar sekitar 3 km dari puncak letusan Gunung Kelud di kawasan Desa Sugihwaras, Ngancar, Kediri, Jawa Timur, Minggu (16/2). (ANTARA FOTO/Rudi Mulya)
Blitar (ANTARA News) - Gelegar hingga beberapa kali menghebohkan warga di kawasan selatan Gunung Kelud yang berhamburan keluar rumah karena mengira kembali terjadi letusan susulan, Senin malam.
Sebagian warga di Kecamatan Gandusari dan Kecamatan Talun, Kabupaten Blitar, Jawa Timur, yang tinggal dalam radius antara 10-20 kilometer dari gunung dengan ketinggian 1.731 meter di atas permukaan laut (mdpl) itu, segera berlarian ke jalan raya dan tempat tinggi.
Mereka mencari tempat tinggi yang tidak terhalang bangunan maupun pepohonan, guna melihat ke arah utara, untuk memastikan apakah kembali terjadi letusan yang ditandai semburan lava pijar atau tidak.
Wartawan Antara melaporkan, bunyi gelegar hingga beberapa kali, mirip yang terdengar saat Gunung Kelud erupsi pada Kamis (13/2) malam itu, berlangsung sejak sekitar pukul 19.30 WIB, bertepatan saat konvoi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bersama rombongan meluncur dari Blitar ke arah Malang.
Warga yang heboh berhamburan keluar rumah itu seperti terjadi di Perumahan Pondok Delta, Kaweron, Kecamatan Talun. Warga berada di luar rumah sampai sekitar setengah jam guna memastikan apakah terjadi letusan susulan atau tidak. Selain terus mengarahkan pandangannya ke Gunung Kelud, sebagian sibuk menelepon ke sana ke mari, untuk mencari informasi.
"Bunyi gelegar hingga beberapa kali itu mirip seperti pada Kamis malam saat terjadi letusan. Alhamdulillah tidak terlihat adanya semburan lava pijar walau kilat petir terlihat berseliweran hingga langit tampak terang," ujar Jamil, warga Pondok Delta.
Sementara Ny Tapayasa, mengaku sudah segera berkemas, khawatir kalau-kalau harus segera berangkat mengungsi. "Sampai saat ini pakaian dan barang seperlunya selalu siap untuk diangkat kalau harus pergi mengungsi," ujarnya.
Sementara Teguh Waluyo, warga Ngaringan, Kecamatan Gandusari, mengaku sempat mendengar bunyi gelegar hingga beberapa kali itu, namun setelah dicek keluar rumah, tidak terjadi apa-apa. "Bunyi gelegar itu lebih ke arah Krisik-Ngantang, mungkin di sana hujan deras," ujar Teguh yang wilayahnya masuk radius 10--15 kilometer.
Sedangkan Sunarwandi, warga Sukosewu, tetangga desa dengan Ngaringan, juga dalam radius 10--15 kilometer mengaku sudah mengecek melalui telepon ke beberapa rekannya di Krisik dan daerah lebih dekat dengan Gunung Kelud.
"Benar, di daerah arah Krisik-Ngantang sedang hujan deras disertai bunyi geluduk keras dan sambaran kilat petir. Kawasan Gunung Kelud aman," ujarnya.
Setelah memperoleh kepastian bahwa kondisi Gunung Kelud aman, warga pun berangsur-angsur kembali masuk ke dalam rumah, seiring keadaan cuaca yang semakin gelap diselimuti mendung pertanda segera hujan.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam kunjungan ke beberapa lokasi pengungsian di Kediri maupun di Blitar, menekankan kepada warga yang berasal dari radius 5--10 kilometer itu bersabar bertahan di penampungan menunggu sampai kondisi Gunung Kelud benar-benar aman.
(T007/M026)
Sebagian warga di Kecamatan Gandusari dan Kecamatan Talun, Kabupaten Blitar, Jawa Timur, yang tinggal dalam radius antara 10-20 kilometer dari gunung dengan ketinggian 1.731 meter di atas permukaan laut (mdpl) itu, segera berlarian ke jalan raya dan tempat tinggi.
Mereka mencari tempat tinggi yang tidak terhalang bangunan maupun pepohonan, guna melihat ke arah utara, untuk memastikan apakah kembali terjadi letusan yang ditandai semburan lava pijar atau tidak.
Wartawan Antara melaporkan, bunyi gelegar hingga beberapa kali, mirip yang terdengar saat Gunung Kelud erupsi pada Kamis (13/2) malam itu, berlangsung sejak sekitar pukul 19.30 WIB, bertepatan saat konvoi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bersama rombongan meluncur dari Blitar ke arah Malang.
Warga yang heboh berhamburan keluar rumah itu seperti terjadi di Perumahan Pondok Delta, Kaweron, Kecamatan Talun. Warga berada di luar rumah sampai sekitar setengah jam guna memastikan apakah terjadi letusan susulan atau tidak. Selain terus mengarahkan pandangannya ke Gunung Kelud, sebagian sibuk menelepon ke sana ke mari, untuk mencari informasi.
"Bunyi gelegar hingga beberapa kali itu mirip seperti pada Kamis malam saat terjadi letusan. Alhamdulillah tidak terlihat adanya semburan lava pijar walau kilat petir terlihat berseliweran hingga langit tampak terang," ujar Jamil, warga Pondok Delta.
Sementara Ny Tapayasa, mengaku sudah segera berkemas, khawatir kalau-kalau harus segera berangkat mengungsi. "Sampai saat ini pakaian dan barang seperlunya selalu siap untuk diangkat kalau harus pergi mengungsi," ujarnya.
Sementara Teguh Waluyo, warga Ngaringan, Kecamatan Gandusari, mengaku sempat mendengar bunyi gelegar hingga beberapa kali itu, namun setelah dicek keluar rumah, tidak terjadi apa-apa. "Bunyi gelegar itu lebih ke arah Krisik-Ngantang, mungkin di sana hujan deras," ujar Teguh yang wilayahnya masuk radius 10--15 kilometer.
Sedangkan Sunarwandi, warga Sukosewu, tetangga desa dengan Ngaringan, juga dalam radius 10--15 kilometer mengaku sudah mengecek melalui telepon ke beberapa rekannya di Krisik dan daerah lebih dekat dengan Gunung Kelud.
"Benar, di daerah arah Krisik-Ngantang sedang hujan deras disertai bunyi geluduk keras dan sambaran kilat petir. Kawasan Gunung Kelud aman," ujarnya.
Setelah memperoleh kepastian bahwa kondisi Gunung Kelud aman, warga pun berangsur-angsur kembali masuk ke dalam rumah, seiring keadaan cuaca yang semakin gelap diselimuti mendung pertanda segera hujan.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam kunjungan ke beberapa lokasi pengungsian di Kediri maupun di Blitar, menekankan kepada warga yang berasal dari radius 5--10 kilometer itu bersabar bertahan di penampungan menunggu sampai kondisi Gunung Kelud benar-benar aman.
(T007/M026)
Pewarta: Tunggul Susilo
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014
Tags: