Menparekraf ingin Festival Gunung Slamet berstandar internasional
12 Juli 2024 19:31 WIB
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno menyerahkan piagam Kharisma Event Nusantara kepada Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi dalam pembukaan Festival Gunung Slamet (FGS) VII Desa Wisata Lembah Asri Serang (D'LAS), Kecamatan Karangreja, Kabupaten Purbalingga, Jumat (12/7/2024). ANTARA/Sumarwoto
Purbalingga (ANTARA) - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno ingin meningkatkan Festival Gunung Slamet (FGS) yang merupakan agenda wisata budaya tahunan di Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah, menjadi kegiatan berstandar internasional.
"Ini luar biasa, saya sangat kagum ya, saya enggak terbayangkan seperti ini. Tadi saya lihat Festival Gunung Slamet standarnya sudah standar nasional, mungkin kita tingkatkan menjadi standar internasional," kata Menparekraf usai membuka FGS VII Tahun 2024 di Desa Wisata Lembah Asri Serang (D'LAS), Kecamatan Karangreja, Purbalingga, Jumat.
Lebih lanjut, dia mengatakan dalam menghadapi tantangan ekonomi, lapangan kerja makin sulit didapatkan.
Akan tetapi berdasarkan data, kata dia, investasi yang paling banyak menciptakan lapangan kerja adalah investasi di bidang pariwisata dan ekonomi kreatif.
Oleh karena itu, lanjut dia, di samping pabrik-pabrik yang dikembangkan untuk industri padat karya maka festival-festival seperti FGS dan UMKM ekonomi kreatif yang mendorong pariwisata dan perkembangan ekonominya harus ditingkatkan.
Baca juga: Menparekraf nilai Purbalingga sudah punya destinasi-daya tarik wisata
Baca juga: Menparekraf apresiasi knalpot "zero" desibel buatan Purbalingga
"Oleh karena itu, kita meyakini bahwa Festival Gunung Slamet ini sudah ketujuh, akan menggerakkan ekonomi Purbalingga dan sekitarnya. Akan membuka lapangan kerja 4,4 juta lapangan kerja di tahun 2024 ini targetnya dari 110 festival yang kami bantu kurasi dan untuk pertama kalinya Festival Gunung Slamet ini masuk menjadi festival terbaik nusantara," katanya.
Dengan masuknya FGS dalam Kharisma Event Nusantara, kata dia, hal itu akan melengkapi Purbalingga sebagai sebuah destinasi karena sudah ada bandara yang bisa didarati, sudah ada beberapa desa wisata, sudah ada produk-produk ekonomi kreatifnya dan sekarang festivalnya.
"Nanti kita rajut dengan beberapa event yang ada di sekitar wilayah Purbalingga ini untuk mendorong lebih banyak kunjungan wisata ke daerah Purbalingga," jelasnya.
Disinggung mengenai kampanye wisata di Indonesia saja, Sandiaga mengatakan kampanye tersebut masih digalakkan karena per hari ini (12/7) target pergerakan wisata nusantara belum tercapai.
Menurut dia, salah satu yang menjadi tantangan adalah harga tiket pesawat yang mahal.
"Oleh karena itu, kita dorong harga tiket yang lebih terjangkau dan kita juga minta event-event digalakkan, sehingga banyak opsi, banyak pilihan untuk para wisatawan berwisata di Indonesia," katanya.
Dalam pembukaan FGS VII, Menparekraf berkesempatan menyerahkan piagam Kharisma Event Nusantara kepada Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi dan selanjutnya diserahkan kepada Kepala Desa Serang Sugito.
Baca juga: Menparekraf canangkan Wanurejo sebagai desa wisata terbaik
Baca juga: Menparekraf ungkap konten video pendek jadi sarana promosi produk
"Ini luar biasa, saya sangat kagum ya, saya enggak terbayangkan seperti ini. Tadi saya lihat Festival Gunung Slamet standarnya sudah standar nasional, mungkin kita tingkatkan menjadi standar internasional," kata Menparekraf usai membuka FGS VII Tahun 2024 di Desa Wisata Lembah Asri Serang (D'LAS), Kecamatan Karangreja, Purbalingga, Jumat.
Lebih lanjut, dia mengatakan dalam menghadapi tantangan ekonomi, lapangan kerja makin sulit didapatkan.
Akan tetapi berdasarkan data, kata dia, investasi yang paling banyak menciptakan lapangan kerja adalah investasi di bidang pariwisata dan ekonomi kreatif.
Oleh karena itu, lanjut dia, di samping pabrik-pabrik yang dikembangkan untuk industri padat karya maka festival-festival seperti FGS dan UMKM ekonomi kreatif yang mendorong pariwisata dan perkembangan ekonominya harus ditingkatkan.
Baca juga: Menparekraf nilai Purbalingga sudah punya destinasi-daya tarik wisata
Baca juga: Menparekraf apresiasi knalpot "zero" desibel buatan Purbalingga
"Oleh karena itu, kita meyakini bahwa Festival Gunung Slamet ini sudah ketujuh, akan menggerakkan ekonomi Purbalingga dan sekitarnya. Akan membuka lapangan kerja 4,4 juta lapangan kerja di tahun 2024 ini targetnya dari 110 festival yang kami bantu kurasi dan untuk pertama kalinya Festival Gunung Slamet ini masuk menjadi festival terbaik nusantara," katanya.
Dengan masuknya FGS dalam Kharisma Event Nusantara, kata dia, hal itu akan melengkapi Purbalingga sebagai sebuah destinasi karena sudah ada bandara yang bisa didarati, sudah ada beberapa desa wisata, sudah ada produk-produk ekonomi kreatifnya dan sekarang festivalnya.
"Nanti kita rajut dengan beberapa event yang ada di sekitar wilayah Purbalingga ini untuk mendorong lebih banyak kunjungan wisata ke daerah Purbalingga," jelasnya.
Disinggung mengenai kampanye wisata di Indonesia saja, Sandiaga mengatakan kampanye tersebut masih digalakkan karena per hari ini (12/7) target pergerakan wisata nusantara belum tercapai.
Menurut dia, salah satu yang menjadi tantangan adalah harga tiket pesawat yang mahal.
"Oleh karena itu, kita dorong harga tiket yang lebih terjangkau dan kita juga minta event-event digalakkan, sehingga banyak opsi, banyak pilihan untuk para wisatawan berwisata di Indonesia," katanya.
Dalam pembukaan FGS VII, Menparekraf berkesempatan menyerahkan piagam Kharisma Event Nusantara kepada Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi dan selanjutnya diserahkan kepada Kepala Desa Serang Sugito.
Baca juga: Menparekraf canangkan Wanurejo sebagai desa wisata terbaik
Baca juga: Menparekraf ungkap konten video pendek jadi sarana promosi produk
Pewarta: Sumarwoto
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2024
Tags: