Baturaja (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU), Sumatera Selatan, melestarikan Tari Ngibing khas daerah setempat agar lebih dikenal masyarakat secara luas dari dalam dan luar daerah.

"Saat ini banyak seni budaya yang nyaris punah, salah satunya Tari Ngibing khas daerah Kabupaten OKU," kata Penjabat Bupati OKU Teddy Meilwansyah di Baturaja, Jumat.

Oleh sebab itu, Teddy meminta Dewan Kesenian OKU untuk mempromosikan seni Tari Ngibing di berbagai acara agar lebih dikenal masyarakat secara luas.

Baca juga: Medan lestarikan tarian zapin Labuhan

Menurut dia, Dewan Kesenian OKU memiliki tanggung jawab penting dalam menjaga dan melestarikan seni dan budaya agar tidak punah.

Ia menekankan pentingnya pengembangan seni dan budaya di Kabupaten OKU, termasuk kesenian Tari Ngibing, tari tradisi yang hidup dan berkembang di daerah berjuluk Bumi Sebimbing Sekundang itu sejak puluhan tahun lalu.

"Tari Ngibing merupakan tari pergaulan yang biasanya dihadirkan pada saat acara pernikahan maupun menyambut tamu kehormatan di mana ditarikan oleh delapan orang penari menggunakan selendang," katanya.

Baca juga: Aceh gelar Festival Likok Pulo lestarikan tarian tradisional

Untuk itu, kata dia, pentingnya promosi seni dan budaya ini tidak hanya di tingkat nasional saja, tetapi juga di kancah internasional mengingat banyak seni dan budaya yang mulai punah.

Ketua Umum DKO Yunizir Djakfar menyampaikan bahwa pihaknya siap mempromosikan Tari Ngibing hingga ke kancah internasional.

Apalagi Tari Ngibing sempat memukau para pengunjung yang menyaksikan penampilan Sanggar Sebimbing Sekundang di Taman Mini Indonesia Indah pada 2018 silam.

Baca juga: Perpaduan tarian tiga daerah, tari soledo ikon baru kawasan Borobudur

"Kami juga ingin memperkenalkan logo baru DKO periode 2024-2029 yang mencerminkan khasanah OKU seperti Jembatan Ogan, tanjak, rebana, dan elemen lainnya agar lebih dikenal masyarakat secara luas," ujarnya.