Jakarta (ANTARA) - Analis Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Maman Firmansyah mengemukakan bahwa para atasan bisa memanfaatkan media sosial untuk mendeteksi masalah termasuk keuangan pegawai atau karyawan mereka khususnya yang merupakan generasi milenial dan Z.

"Masa sekarang itu, generasi milenial dan Z dengan sadar mengekspos dirinya melalui 'stories' dan 'reels'. Jadi kalau mau tahu gaya hidup anak buahnya, jadi 'close friend'-nya," ujar dia dalam acara daring bertema "Taktik Cerdas Mengelola Keuangan" yang diadakan Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta, Jumat.

Maman yang menjabat sebagai Analis Eksekutif Direktorat Pengaturan Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya di OJK itu mengatakan cara tersebut dapat menjadi salah satu bentuk pengawasan melekat para atasan kepada pegawai.

Melalui cara ini, mereka bisa mengidentifikasi sejak dini permasalahan keuangan seperti pengeluaran di atas penghasilan normal pegawai termasuk apabila mereka mulai terlibat judi daring (online).

Baca juga: OJK cegah karyawan PBS menjadi korban penipuan berkedok investasi
Baca juga: Lima cara bantu karyawan kurangi stres terkait finansial


Menurut Maman, upaya ini bisa dilakukan mengingat pengelolaan uang melalui rekening bank masing-masing pegawai tidak bisa dipantau orang lain karena bersifat rahasia.

"Ketika mulai judi online, pengeluaran jadi tidak normal, berdampak pada kinerja di kantor. Pemantauan dengan berbagai metode, rasanya itu yang paling optimal untuk memantau kira-kira mana tim atau anak buah yang perlu mendapatkan bimbingan," kata Maman.

Dia mengingatkan judi daring bisa berujung pemecatan khususnya apabila pegawai yang terlibat akhirnya mengalami masalah terhadap kinerjanya di kantor. Apalagi terlibat kasus kriminal seperti pencurian.

Di sisi lain, perusahaan juga bisa menyediakan saluran pengaduan karyawan apabila mengalami masalah keuangan dan pelatihan berkala.

"Di OJK dalam satu triwulan analisis eksekutif itu harus 'coaching' ke anak buah. Semua anak buah dipanggil, diajak ngobrol kira-kira ekspektasi, diklatnya bagaimana?," kata dia.