Kediri (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Senin sore, mendengarkan pemaparan dari Kepala BNPB Syamsul Maarif dan Kepala Badan Geologi Surono terkait pola letusan Gunung Kelud untuk memastikan penanganan bencana berjalan dengan tepat.

Dalam pemaparan di Posko Terpadu TNI AL, BNPB dan Basarnas di Desa Wates, Kecamatan Wates, Kediri, Jawa Timur itu, Kepala Negara mengulang pertanyaannya tentang pola letusan Gunung Kelud.

"Di Madiun saya sampaikan pertanyaan kunci apakah pola letusan Gunung Kelud masih seperti dulu one big bang kemudian tidak ada lagi (atau berubah)," katanya sebelum dimulainya paparan yang bersifat tertutup.

Menurut Presiden, apabila pola letusan Gunung Kelud masih seperti dahulu maka dapat segera dilakukan rehabilitasi sedangkan apabila berubah maka tentunya ada langkah-langkah persiapan.

Pada kesempatan itu Presiden Yudhoyono juga menyampaikan tentang perjalanan panjang menggunakan kereta api selama 11 jam dari Jakarta menuju Madiun yang dilanjutkan dengan perjalanan darat dari Madiun menuju Kediri.

"Alhamdulillah setelah kita menempuh perjalanan panjang ...Saya sempat mengunjungi saudara-saudara kita yang menempati tempat penampungan sementara di Pare," katanya merujuk pada posko sementara Masjid An-Nuur, Pare.

Ia juga menyampaikan bagaimana situasi sejumlah daerah yang dilalui di sepanjang perjalanan menuju Madiun.

"Saya dan rombongan melihat langsung dampak letusan ini...terutama di Yogya," katanya.

Menurut Presiden, dampak erupsi Gunung Kelud memang telah membuat suasana kota pelajar itu terlihat "galau" karena hujan abu. Bahkan, tambah Presiden, ada yang mengatakan jauh lebih parah daripada saat erupsi Gunung Merapi.

Posko Terpadu tersebut terletak di lapangan Wates dan terdiri atas 16 tenda yang terdiri dari antara lain tenda rumah sakit lapangan dan tenda dapur umum.

Selain mendengarkan pemaparan, Presiden dengan didampingi Ibu Ani Yudhoyono dan Gubernu Jawa Timur Soekarwo juga menjenguk sejumlah pengungsi yang tengah sakit. Kepala Negara mendoakan agar mereka segera cepat sembuh.

Sementara itu di sekitar posko terpadu itu warga masyarakat berkumpul untuk menyaksikan dari dekat dan berjabat tangan dengan Presiden dan Ibu Ani.

Erupsi pertama Gunung Kelud yang berada di perbatasan tiga kota, yakni Kabupaten Kediri, Kabupaten Blitar, dan Kabupaten Malang terjadi pada Kamis (13/2), pukul 22.50 WIB. Dan diperkirakan jumlah material vulkanik yang dimuntahkan mencapai 120 juta hingga 200 juta meter kubik.

Sebaran abu vulkanik dari Gunung Kelud pada Jumat (14/2) mencapai sejumlah tempat di wilayah Jawa Timur, DI Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Barat, hingga Nusa Tenggara Barat (NTB).

Hal tersebut terjadi akibat letusan yang mencapai tinggi 17 kilometer (km) dengan volume material abu sangat besar mencapai hingga 200 juta meter kubik terbawa angin ke berbagai arah.

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan pada ketinggian letusan 1500 meter hingga 3000 meter arah angin menuju utara dan timur laut. Sedangkan ketinggian 5000 meter angin mengarah ke barat laut.

Letusan antara ketinggian 10.000 hingga 15.000 meter arah angin menuju ke barat dan barat daya. Sedangkan hingga ketinggian 17.000 meter arah angin menuju ke timur.

Turut dalam kunjungan kerja kali ini, antara lain Menko Polhukam Djoko Suyanto, Mensesneg Sudi Silalahi, Menkes Nafsiah Mboi, Mendikbud Mohammad Nuh, dan Menteri Lingkungan Hidup Balthazar Kambuaya.