Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah dalam transaksi antarbank di Jakarta pada Senin pagi menguat, bergerak naik 141 poin menjadi Rp11.715 per dolar AS dari posisi terakhir pekan lalu Rp11.856 per dolar AS.

"Laju rupiah kembali menguat di awal pekan, beberapa data ekonomi Indonesia mengalami kenaikan seperti indeks kepercayaan konsumer dalam negeri sehingga melengkapi data-data positif makro ekonomi Indonesia yangtelah dirilis sebelumnya," kata Kepala Riset Trust Securities Reza Priyambada.

Ia mengatakan, ekspektasi akan terus membaiknya kondisi makro ekonomi Indonesia membuat nilai tukar rupiah masih bertahan di jalur positif.

Pelaku pasar, menurut dia, juga menilai positif suku bunga acuan Bank Indonesia (BI rate).

"Pelaku pasar melihat, keputusan tetapnya BI rate itu untuk menopang pertumbuhan ekonomi yang sempat melambat setelah periode sebelumnya suku bunga acuan mengalami kenaikan," kata dia.

Pengamat Pasar Uang Bank Himpunan Saudara Rully Nova menambahkan fundamental ekonomi domestik yang kondusif juga terlihat dari cadangan devisa Indonesia yang naik menjadi 100,651 miliar dolar AS pada Januari 2014.

"Posisi cadangan devisa di atas 100 miliar dolar AS itu membuat psikologis pasar keuangan domestik membaik, itu yang membuat transaksi rupiah menguat," kata dia.

Sementara dari eksternal, menurut Reza, beberapa data ekonomi Amerika Serikat seperti penjualan ritel yang menurun serta klaim pengangguran yang kembali naik membuat pelaku pasar menilai ekonomi AS masih melambat.

"Kondisi itu mendorong pelaku pasar cenderung beralih pada mata uang negara berkembang, seperti rupiah," ujar dia.