Nelayan Trenggalek gelar ritual adat labuh laut
11 Juli 2024 21:58 WIB
Wabup Trenggalek Syah Muhammad Natanegara dan sejumlah tokoh adat melakukan doa bersama jelang pelaksanaan tradisi labuh laut do pesisir Pantai Joketro, Trenggalek, Jumat (11/7/2024) (ANTARA/HO - Prokopim Trenggalek)
Trenggalek, Jatim (ANTARA) - Puluhan nelayan di Pantai Joketro, Trenggalek, Jawa Timur, Kamis menggelar ritual adat labuh laut, sebuah tradisi melarung aneka tumpeng hasil bumi ke perairan lepas sebagai bentuk syukur kepada Tuhan YME sekaligus menjadikannya sebagai wahana hiburan untuk mendongkrak kunjungan wisata pesisir di daerah itu.
Adat tradisi yang rutin digelar setiap tahunnya itu dihadiri juga oleh Wakil Bupati Trenggalek, Syah Muhammad Natanegara.
Baca juga: Masyarakat Belitung lestarikan tradisi "Selamat Kampung"
"Kegiatan ini melestarikan budaya warisan leluhur, dimana di situ ada pembelajaran yang mendalam bagaimana kita mensyukuri apa yang didapat dari alam dengan kita menjaga dan merawatnya," kata Wabup Syah.
Dikatakan, labuh laut itu sebagai wujud syukur para nelayan atas tangkapan hasil ikan yang melimpah, serta panjatan doa agar diberikan keselamatan saat melaut.
Menurutnya, langkah itu sejalan dengan cita-cita Trenggalek yang menjadikan net zero carbon sebagai Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) 2025-2045, dimana dalam RPJPD itu mengedepankan ekonomi biru dan ekonomi hijau sebagai salah satu kekuatan ekonomi mendatang.
"Dengan sedekah laut ini kami berharap, bisa menjadi satu upaya dari kita semua bersama-sama untuk menjaga alam. Dengan menjaga alam, atau pantai kita, Insyaallah akan membawa manfaat yang baik untuk kita semua," ujarnya.
Baca juga: Masyarakat Solo pertahankan tradisi Merti Desa di tengah modernisasi
Dalam kesempatan itu, dia mengajak masyarakat untuk bersama-sama menjaga kelestarian lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan yang bisa merusak ekosistem laut.
Ekosistem laut yang terganggu bakal mempengaruhi produktivitas ikan yang secara otomatis bakal mempengaruhi perekonomian masyarakat, utamanya yang menggantungkan hidup di sektor kelautan.
"Dengan kita menjaga kebersihan pantai akan membawa dampak ekonomi yang tidak sedikit, pariwisata bisa berjalan lebih baik, hasil alam juga akan baik dan hasil alam juga akan melimpah. Dengan begitu harapannya kesejahteraan masyarakat, khususnya masyarakat Joketro ini bisa lebih meningkat lagi," katanya.
Baca juga: Kemendikbudristek lestarikan musik tradisi lewat Recaka Musik Lampung
Adat tradisi yang rutin digelar setiap tahunnya itu dihadiri juga oleh Wakil Bupati Trenggalek, Syah Muhammad Natanegara.
Baca juga: Masyarakat Belitung lestarikan tradisi "Selamat Kampung"
"Kegiatan ini melestarikan budaya warisan leluhur, dimana di situ ada pembelajaran yang mendalam bagaimana kita mensyukuri apa yang didapat dari alam dengan kita menjaga dan merawatnya," kata Wabup Syah.
Dikatakan, labuh laut itu sebagai wujud syukur para nelayan atas tangkapan hasil ikan yang melimpah, serta panjatan doa agar diberikan keselamatan saat melaut.
Menurutnya, langkah itu sejalan dengan cita-cita Trenggalek yang menjadikan net zero carbon sebagai Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) 2025-2045, dimana dalam RPJPD itu mengedepankan ekonomi biru dan ekonomi hijau sebagai salah satu kekuatan ekonomi mendatang.
"Dengan sedekah laut ini kami berharap, bisa menjadi satu upaya dari kita semua bersama-sama untuk menjaga alam. Dengan menjaga alam, atau pantai kita, Insyaallah akan membawa manfaat yang baik untuk kita semua," ujarnya.
Baca juga: Masyarakat Solo pertahankan tradisi Merti Desa di tengah modernisasi
Dalam kesempatan itu, dia mengajak masyarakat untuk bersama-sama menjaga kelestarian lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan yang bisa merusak ekosistem laut.
Ekosistem laut yang terganggu bakal mempengaruhi produktivitas ikan yang secara otomatis bakal mempengaruhi perekonomian masyarakat, utamanya yang menggantungkan hidup di sektor kelautan.
"Dengan kita menjaga kebersihan pantai akan membawa dampak ekonomi yang tidak sedikit, pariwisata bisa berjalan lebih baik, hasil alam juga akan baik dan hasil alam juga akan melimpah. Dengan begitu harapannya kesejahteraan masyarakat, khususnya masyarakat Joketro ini bisa lebih meningkat lagi," katanya.
Baca juga: Kemendikbudristek lestarikan musik tradisi lewat Recaka Musik Lampung
Pewarta: Destyan H. Sujarwoko
Editor: Sambas
Copyright © ANTARA 2024
Tags: