Tianjin (ANTARA) - Kota-kota pelabuhan di China mencatat bahwa nilai tambah ekonomi pelabuhan mereka mencapai 6,2 triliun yuan (1 yuan = Rp2.234) pada 2023, menyumbang 13,4 persen dari total output ekonomi kota-kota tersebut, menurut laporan yang dirilis pada Rabu (10/7).

Nilai tambah itu meningkat 192,9 miliar yuan dibandingkan tahun sebelumnya, menurut Laporan Perkembangan Ekonomi Pelabuhan Kota-kota Pelabuhan China 2024 yang dirilis oleh Institut Perencanaan dan Penelitian Transportasi Kementerian Transportasi China dalam Pameran Industri Pengiriman Internasional Tianjin (Tianjin International Shipping Industry Expo) 2024 yang dibuka pada Rabu di Kota Tianjin.

Laporan tersebut menyajikan evaluasi komprehensif mengenai perkembangan ekonomi pelabuhan di 59 kota pelabuhan di China.

Secara spesifik, kota-kota pelabuhan di wilayah Delta Sungai Yangtze menyumbang 44,7 persen dari total nilai tambah ekonomi pelabuhan, menjadikannya sebagai area ekonomi pelabuhan paling berkembang di antara wilayah pesisir lainnya.

Pada 2023, ekonomi pelabuhan mencakup masing-masing 15 persen, 22 persen, dan 8 persen dari industri primer, sekunder, dan tersier di kota-kota pelabuhan, yang secara signifikan mendukung industri primer dan sekunder, papar laporan itu.

Lebih lanjut, laporan tersebut menyebutkan bahwa ekonomi pelabuhan China masih berbasis pada industri tradisional yang fundamental, menghadapi masalah konten teknologi yang rendah, rantai industri yang tidak lengkap, serta kurangnya pengembangan klaster.