"Ini menjadi tantangan kami di KKP, bagaimana meningkatkan asupan protein ikan untuk mendongkrak angka asupan protein nasional. Tapi dilihat dari trennya, masyarakat semakin menggemari produk-produk perikanan," ungkap Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Perikanan (PDSPKP) Kementerian Kelautan dan Perikanan Budi Sulistiyo di Jakarta, Kamis.
Berdasarkan data berbagai sumber publikasi resmi, lanjut dia, angka rata-rata asupan protein Indonesia berada jauh dari negara-negara maju seperti Tiongkok mencapai 121,7 gram per kapita per hari, Amerika Serikat 109,6 gram per kapita per hari, dan Norwegia 101,2 gram per kapita per hari.Bahkan, lanjut dia, di level Asia, Indonesia tertinggal dari Vietnam sebesar 94,3 gram per kapita per hari, Malaysia 89,1 gram per kapita per hari, Thailand 66,5 gram per kapita per hari, dan Kamboja 63,6 gram per kapita perhari.
Budi mengutarakan, pihaknya terus berupaya meningkatkan angka konsumsi ikan di masyarakat, yang sekaligus bertujuan mendongkrak angka rata-rata asupan protein nasional, diantaranya melalui Program Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan (Gemarikan).Upaya tersebut diwujudkan lewat kampanye, sosialisasi, dan edukasi pentingnya konsumsi ikan untuk kesehatan, kecerdasan yang dilakukan di berbagai tempat seperti sekolah, tempat keagamaan, serta di desa-desa. Lewat kegiatan itu, ia menyebut pada 2023 serapan konsumsi nasional dalam rumah tangga meningkat mencapai 8,3 juta ton, dibanding tahun sebelumnya 8,2 juta ton.
Ia menambahkan, adanya peningkatan pola konsumsi ikan mencerminkan minat yang tinggi terhadap makanan berbahan baku ikan di Indonesia. Hal ini juga menunjukkan adanya kesadaran tentang manfaat protein ikan untuk kesehatan maupun kecerdasan anak.
"Peningkatan asupan protein kepada ibu hamil, balita dan anak-anak berkorelasi erat dengan upaya penurunan prevalensi stunting. Terlebih lagi Indonesia harus berani menargetkan lima tahun ke depan angka asupan protein meningkat menjadi di atas 100 gram/kapita/hari sebagai langkah utama mewujudkan generasi emas Indonesia 2045," katanya.
Alasan yang membuatnya optimistis produk perikanan dapat mendongkrak angka rata-rata asupan protein nasional, yakni jumlah pasokan yang mencukupi sehingga mudah diperoleh masyarakat dan harganya pun cenderung stabil. Tercatat tahun lalu produksi perikanan nasional sebesar 24,74 juta ton termasuk rumput laut, sedangkan rata-rata kebutuhan produk perikanan nasional di angka 13 juta ton per tahun.
Selain itu, masyarakat saat ini dapat mengolah ikan beku segar menjadi berbagai macam sajian masakan. Kemudahan memperoleh informasi melalui internet mempermudah masyarakat mengolah ikan menjadi aneka ragam menu sesuai selera, bahkan bukan hanya citarasa lokal tapi juga internasional.
Baca juga: KKP: Asupan protein masyarakat Indonesia masih di bawah Kamboja
Baca juga: Sultan HB X dukung penambahan hidrolisat protein ikan pada makanan
Baca juga: KKP: Asupan protein masyarakat Indonesia masih di bawah Kamboja
Baca juga: Sultan HB X dukung penambahan hidrolisat protein ikan pada makanan