Jambi (ANTARA) - Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jambi memperkirakan daerah setempat mengalami inflasi pada Juli 2024 dipengaruhi oleh pasokan pangan dan tahun ajaran baru.

"Ini sehubungan dengan belum pulih dan stabilnya pasokan sejumlah komoditas pangan strategis seperti cabai merah dan kentang," kata Deputi Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jambi Robby Fathir Nashari dalam keterangan di Jambi, Kamis.

Robby mengatakan selain pengaruh komoditas pangan pengaruh lainnya adalah peningkatan aktivitas masyarakat di periode pendaftaran sekolah menjelang tahun ajaran baru.

Inflasi diperkirakan juga sedikit meningkat dengan indikasi peningkatan harga pada komoditas inti seperti emas perhiasan serta komoditas administered price seiring dengan tren penyesuaian sejumlah tarif daerah pada semester dua 2024.

Memitigasi risiko tersebut, BI memastikan melanjutkan sinergi dengan pemerintah daerah melalui TPID dan Satgas Pangan serta melanjutkan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) dan Gerakan Pangan Murah (GPM) serentak untuk menjaga keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, dan komunikasi yang efektif terkait perkembangan inflasi.

Baca juga: BPS: Tiga daerah pencatatan inflasi di Jambi alami deflasi

Baca juga: BI Jambi beri pelatihan desain bagi perancang busana dan UMKM lokal


Merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS), secara bulanan inflasi Provinsi Jambi pada Juni 2024 mengalami deflasi sebesar 0,13 persen (mtm).

Secara tahunan Provinsi Jambi tercatat mengalami inflasi sebesar 1,74 persen (ytd) dan 3,34 persen (yoy). Deflasi Provinsi Jambi Juni 2024 utamanya disumbang oleh daging ayam ras, bawang merah dan beras.

Penurunan harga daging ayam ras, didorong oleh normalisasi harga sejalan dengan normalisasi permintaan setelah hari libur panjang dan hari besar keagamaan.

Selain itu menurunnya harga komoditas ini juga didorong oleh menurunnya harga jagung pakan di tengah periode puncak panen komoditas jagung di Provinsi Jambi yaitu pada Juni dan Juli.

Penurunan harga beras dan bawang merah didorong oleh stabilisasi pasokan di tengah mulai masuknya periode panen raya padi dan bawang merah di Provinsi Jambi.

Stabilitas pasokan juga terjadi seiring dengan meredanya banjir dan tanah longsor di Provinsi Jambi yang terjadi pada beberapa bulan sebelumnya.

Baca juga: BI ingatkan Jambi cari sumber pertumbuhan baru

Baca juga: BI Jambi sediakan uang Rp2,2 triliun saat Ramadhan hingga Idul Fitri