Penggiat: Tiket museum yang murah tak berarti pengalaman juga murahan
11 Juli 2024 19:23 WIB
UPT Museum Kebaharian Jakarta saat meluncurkan buku tentang sejarah bangunan dan arsitektur Museum Bahari yang dibangun sejak awal abad ke-18 di Jakarta, Kamis. ANTARA/Mario Sofia Nasution.
Jakarta (ANTARA) - Penggiat museum Yosef Kelik mengatakan, harga tiket yang terlalu murah sering membuat orang berpikir bahwa mereka akan mendapatkan pengalaman yang juga murahan, padahal, banyak museum sekarang telah bertransformasi menjadi tempat yang keren dan menarik.
Dalam keterangan dari Kemendikbudristek yang diterima di Jakarta Kamis, Yosef menjelaskan, dalam beberapa tahun terakhir, terdapat perubahan besar dalam dunia permuseuman di Indonesia.
Akan tetapi, katanya, terkadang penetapan harga tarif masuk museum masih menjadi bahan diskusi dari berbagai kalangan.
Pada Mei 2024, ujarnya, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi meresmikan Badan Layanan Umum (BLU) pertamanya di bidang kebudayaan, yakni Indonesian Heritage Agency (IHA), yang menginisiasi program revitalisasi museum dan cagar budaya.
Meskipun keberadaan BLU Museum dan Cagar Budaya menuai berbagai pandangan, Yosef menilai BLU memberikan manfaat positif terkait otonomi keuangan, di mana hal itu menyediakan peluang besar untuk mendukung kemajuan budaya dan pelestarian museum serta cagar budaya di Indonesia.
"Pendapatan yang dikelola secara mandiri melalui tarif kunjungan museum bisa langsung digunakan untuk meningkatkan layanan dan fasilitas museum," ujarnya
Adapun sejumlah museum yang direvitalisasi seperti Museum Benteng Vredeburg, Museum Nasional Indonesia, Museum Song Terus, dan masih banyak lagi.
Yosef menilai, revitalisasi museum merupakan langkah strategis yang penting dalam mendukung pelestarian warisan sejarah dan budaya Indonesia.
"Museum-museum kini didesain lebih modern, eye-catching, dan bahkan menjadi tempat favorit untuk museum date," ujarnya.
Dia menambahkan, hal itu menunjukkan perkembangan signifikan yang telah dicapai.
Menurutnya, apabila pengelola museum dapat menjaga kebersihan museum, memastikan koleksi tertata rapi, peka terhadap perkembangan zaman, menghadirkan layanan prima, dan sering mengadakan kegiatan untuk umum, maka mereka dapat percaya diri untuk meningkatkan tarif biaya masuk guna mendukung peningkatan kualitas.
Hingga saat ini, harga tiket museum yang dikelola oleh pemerintah khususnya di bawah naungan BLU Indonesian Heritage Agency, berada di kisaran Rp3.000-Rp10.000.
Yosef menambahkan bahwa meskipun ada potensi peningkatan tarif museum untuk peningkatan fasilitas dan layanan, tentu harus pula ada kebijakan harga khusus yang lebih murah, atau bahkan bisa saja gratis untuk kelompok pengunjung tertentu seperti pelajar dan mahasiswa untuk tujuan edukasi.
Dalam keterangan dari Kemendikbudristek yang diterima di Jakarta Kamis, Yosef menjelaskan, dalam beberapa tahun terakhir, terdapat perubahan besar dalam dunia permuseuman di Indonesia.
Akan tetapi, katanya, terkadang penetapan harga tarif masuk museum masih menjadi bahan diskusi dari berbagai kalangan.
Pada Mei 2024, ujarnya, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi meresmikan Badan Layanan Umum (BLU) pertamanya di bidang kebudayaan, yakni Indonesian Heritage Agency (IHA), yang menginisiasi program revitalisasi museum dan cagar budaya.
Meskipun keberadaan BLU Museum dan Cagar Budaya menuai berbagai pandangan, Yosef menilai BLU memberikan manfaat positif terkait otonomi keuangan, di mana hal itu menyediakan peluang besar untuk mendukung kemajuan budaya dan pelestarian museum serta cagar budaya di Indonesia.
"Pendapatan yang dikelola secara mandiri melalui tarif kunjungan museum bisa langsung digunakan untuk meningkatkan layanan dan fasilitas museum," ujarnya
Adapun sejumlah museum yang direvitalisasi seperti Museum Benteng Vredeburg, Museum Nasional Indonesia, Museum Song Terus, dan masih banyak lagi.
Yosef menilai, revitalisasi museum merupakan langkah strategis yang penting dalam mendukung pelestarian warisan sejarah dan budaya Indonesia.
"Museum-museum kini didesain lebih modern, eye-catching, dan bahkan menjadi tempat favorit untuk museum date," ujarnya.
Dia menambahkan, hal itu menunjukkan perkembangan signifikan yang telah dicapai.
Menurutnya, apabila pengelola museum dapat menjaga kebersihan museum, memastikan koleksi tertata rapi, peka terhadap perkembangan zaman, menghadirkan layanan prima, dan sering mengadakan kegiatan untuk umum, maka mereka dapat percaya diri untuk meningkatkan tarif biaya masuk guna mendukung peningkatan kualitas.
Hingga saat ini, harga tiket museum yang dikelola oleh pemerintah khususnya di bawah naungan BLU Indonesian Heritage Agency, berada di kisaran Rp3.000-Rp10.000.
Yosef menambahkan bahwa meskipun ada potensi peningkatan tarif museum untuk peningkatan fasilitas dan layanan, tentu harus pula ada kebijakan harga khusus yang lebih murah, atau bahkan bisa saja gratis untuk kelompok pengunjung tertentu seperti pelajar dan mahasiswa untuk tujuan edukasi.
Pewarta: Mecca Yumna Ning Prisie
Editor: M. Tohamaksun
Copyright © ANTARA 2024
Tags: