Jakarta (ANTARA) - Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN) bersama Global Fund for Coral Reefs (GFCR) dan para mitra lain menginisiasi Program Koralestari untuk kelestarian terumbu karang di Samarinda, Kalimantan Timur.

Siaran pers YKAN yang diterima di Jakarta, Kamis menjelaskan, Program Koralestari itu dilaksanakan di tiga wilayah prioritas dengan total luas 4,1 juta hektare, yang mencakup: Kawasan Konservasi Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Kepulauan Derawan dan Perairan Sekitarnya (KKP3K-KDPS), Kabupaten Berau, Provinsi Kalimantan Timur; Taman Nasional Perairan (TNP) Laut Sawu, Provinsi NTT, dan; Kawasan Konservasi Perairan Daerah Lingga (KKPD Kabupaten Lingga), Provinsi Kepulauan Riau.

"Setelah diluncurkan di Kupang pada 1 Juli lalu, kali ini program diluncurkan juga di Samarinda, Provinsi Kalimantan Timur, 9 Juli 2024 yang bertujuan meningkatkan upaya perlindungan dan restorasi terumbu karang melalui dorongan kegiatan ekonomi biru," kata Direktur Program Kelautan YKAN Muhammad Ilman.

Ia menjelaskan, visi dari program Koralestari adalah transformasi upaya perlindungan dan restorasi terumbu karang melalui pembiayaan berkelanjutan dari Kawasan Konservasi Perairan yang berdampak positif terhadap kelestarian terumbu karang, meningkatkan pendapatan masyarakat sekitar, dan ketahanan pesisir terhadap perubahan iklim.

“Sekitar 90 persen kerusakan terumbu karang disebabkan oleh mata pencaharian masyarakat. Sehingga, dengan terbentuknya kelembagaan, pengelolaan kawasan konservasi bisa lebih efektif sekaligus mampu membantu dalam mengembangkan mata pencaharian masyarakat,” jelas Ilman.

Baca juga: Restorasi dan kuota demi hidup terumbu karang di Nusa Penida Bali

Menurut dia, ekosistem terumbu karang di Kaltim memiliki potensi yang sangat besar. Selain termasuk ke dalam Segitiga Terumbu Karang (Coral Triangle), sejumlah perairan di Kaltim pun sudah menjadi kawasan konservasi.

"Meski begitu, kawasan konservasi di Kaltim itu masih sulit dijangkau karena belum kuatnya kelembagaan," katanya.

Sementara itu pada peluncuran program itu, Direktur Konservasi dan Keanekaragaman Hayati Laut Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKHL KKP) Muhammad Firdaus Agung mengatakan, dalam mengoptimalkan program Koralestari perlu memperhatikan tiga aspek, yaitu konservasi, pendanaan, dan ekonomi untuk mengurangi tekanan terhadap terumbu karang.

Menurutnya, perbaikan ekosistem terumbu karang melalui Koralestari dapat dipadukan dengan dorongan ekonomi biru yang berkontribusi bagi kesejahteraan masyarakat.

“Terumbu karang merupakan ekosistem yang penting bagi kesehatan laut. Secara nasional, program Koralestari mampu berkontribusi bagi kebijakan ekonomi biru dan meningkatkan efektifitas kawasan konservasi,” ujar Firdaus.

Sementara itu, Asisten II Bidang Perekonomian dan Administrasi Pembangunan Provinsi Kalimantan Timur, Ujang Rachmad menekankan pentingnya kolaborasi untuk menyukseskan program Koralestari.

Ia berharap, program ini dapat dijalankan secara kolaboratif antara pemerintah pusat, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten, pemerintah kampung, serta mitra-mitra pembangunan, dengan melihat potensi dan kewenangan masing-masing pihak.

“Nantinya, program Koralestari dapat diintegrasikan dengan rencana strategis kelautan dan perikanan di Kabupaten Berau serta program-program kerja pemerintah lainnya,” papar Ujang.

YKAN adalah organisasi nirlaba berbasis ilmiah yang hadir di Indonesia sejak 2014 dan telah memberikan solusi inovatif demi mewujudkan keselarasan alam dan manusia melalui tata kelola sumber daya alam yang efektif, mengedepankan pendekatan non konfrontatif, serta membangun jaringan kemitraan.


Baca juga: Aktivis lingkungan Polewali Mandar gelar aksi bersih pantai
Baca juga: Basarnas Natuna tanam terumbu karang di perairan Pulau Senoa