Porsi energi terbarukan di NTB capai 22,43 persen
11 Juli 2024 19:05 WIB
Seorang pekerja mengecek debit air Sungai Sidutan untuk Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) Santong, Kecamatan Kayangan, Lombok Utara, NTB, Kamis (10/8/2023). ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi/nym.
Mataram, NTB (ANTARA) - Penjabat Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Hassanudin mengatakan porsi energi terbarukan dalam bauran energi di daerahnya telah mencapai 22,43 persen.
"NTB memiliki potensi energi terbarukan yang melimpah," ujarnya dalam keterangan di Mataram, NTB, Kamis.
Hassanudin menuturkan kontribusi energi terbarukan sebanyak 22,43 persen itu terdiri dari pemanfaatan biosolar, PLTS on grid sebesar 21,6 megawatt, dan PLTS off grid yang dioperasikan PT Amman Mineral sebanyak 28 megawatt.
Kemudian, pembangkit listrik tenaga mikrohidro berkapasitas 18,59 megawatt dan substitusi bahan bakar batu bara pada pembangkit listrik tenaga uap dengan biomassa dan biogas skala rumah tangga.
Berdasarkan dokumen Rencana Besar Energi di Nusa Tenggara Barat, potensi energi hijau berupa bioenergi sebanyak 298 megawatt, sampah kota 32 megawatt, angin 2,60 gigawatt megawatt, dan surya sebesar 10,62 gigawatt.
"Kini, sedang berlangsung pembangunan pabrik bio LNG oleh Kaltimex Enegy di Desa Sokong, Lombok Utara, dengan kapasitas produksi 10 ton per hari dan satu unit PLTMH 580 kW di Bendungan Pandan Duri yang diharapkan dapat terinterkoneksi dengan PLN tahun ini," kata Hassanudin.
Lebih lanjut, dia menyampaikan bahwa peningkatan penggunaan energi terbarukan merupakan salah satu upaya yang dapat ditempuh untuk menekan besaran energi karbon yang dihasilkan dari sektor pembangkit.
Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat berambisi untuk mewujudkan target netral karbon pada 2050 mendatang, sehingga berbagai potensi energi terbarukan terus dieksplorasi demi kelestarian lingkungan.
Baca juga: Inggris dukung Pemprov NTB kembangkan energi hijau
Baca juga: PLN tambah kapasitas energi baru terbarukan jadi 41,82 MW di NTB
Baca juga: Gubenur NTT ajak Bali-NTB duduk bersama rancang pengembangan EBT
"NTB memiliki potensi energi terbarukan yang melimpah," ujarnya dalam keterangan di Mataram, NTB, Kamis.
Hassanudin menuturkan kontribusi energi terbarukan sebanyak 22,43 persen itu terdiri dari pemanfaatan biosolar, PLTS on grid sebesar 21,6 megawatt, dan PLTS off grid yang dioperasikan PT Amman Mineral sebanyak 28 megawatt.
Kemudian, pembangkit listrik tenaga mikrohidro berkapasitas 18,59 megawatt dan substitusi bahan bakar batu bara pada pembangkit listrik tenaga uap dengan biomassa dan biogas skala rumah tangga.
Berdasarkan dokumen Rencana Besar Energi di Nusa Tenggara Barat, potensi energi hijau berupa bioenergi sebanyak 298 megawatt, sampah kota 32 megawatt, angin 2,60 gigawatt megawatt, dan surya sebesar 10,62 gigawatt.
"Kini, sedang berlangsung pembangunan pabrik bio LNG oleh Kaltimex Enegy di Desa Sokong, Lombok Utara, dengan kapasitas produksi 10 ton per hari dan satu unit PLTMH 580 kW di Bendungan Pandan Duri yang diharapkan dapat terinterkoneksi dengan PLN tahun ini," kata Hassanudin.
Lebih lanjut, dia menyampaikan bahwa peningkatan penggunaan energi terbarukan merupakan salah satu upaya yang dapat ditempuh untuk menekan besaran energi karbon yang dihasilkan dari sektor pembangkit.
Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat berambisi untuk mewujudkan target netral karbon pada 2050 mendatang, sehingga berbagai potensi energi terbarukan terus dieksplorasi demi kelestarian lingkungan.
Baca juga: Inggris dukung Pemprov NTB kembangkan energi hijau
Baca juga: PLN tambah kapasitas energi baru terbarukan jadi 41,82 MW di NTB
Baca juga: Gubenur NTT ajak Bali-NTB duduk bersama rancang pengembangan EBT
Pewarta: Sugiharto Purnama
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2024
Tags: