WNA Bangladesh -Rohingya bayar Rp172 juta agar bisa lolos ke Australia
11 Juli 2024 18:12 WIB
Kapolres Rote AKBP Mardiono ketika menemui para terduga imigran asal Bangladesh dan Rohingya saat tiba di Pelabuhan Bolok, Kupang, NTT, Kamis (11/7/2024) petang. ANTARA/Kornelis Kaha
Kupang (ANTARA) - Kapolres Rote Ndao AKBP Mardiono mengatakan bahwa hasil pemeriksaan para terduga imigran dari Bangladesh dan Rohingya (Myanmar) membayar Rp172 juta kepada agen asal Indonesia yang memfasilitasi mereka agar bisa masuk ke wilayah Australia.
"Menurut pengakuan mereka sudah bayar 50 ringgit kepada agen itu, kalau dirupiahkan sekitar Rp172 jutaan," katanya di Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), Kamis petang.
Baca juga: Timpora Rote temukan 44 WNA Bangladesh-Myanmar terdampar di pantai
Hal ini disampaikan Mardiono saat menyambut kedatangan 44 WNA Bangladesh dan juga Rohigya yang pada Senin (8/7) terdampar di pesisir pantai Rote Ndao.
Dia menjelaskan setelah dilakukan pemeriksaan, jumlah WNA Rohingya yang terdampar bersama WNA Bangladesh itu hanya berjumlah lima orang.
"Setelah kami periksa lagi ternyata jumlah WNA Bangladesh yang terdampar itu mencapai 39 orang, sementara lima orang lagi adalah WNA Myanmar," ujarnya.
Kapolres mengatakan bahwa menurut pengakuan dari para terduga imigran itu mereka berangkat ke Australia dari wilayah Jawa Barat bagian selatan.
Sebelum ke wilayah Jawa Barat, kata Mardiono, mereka sudah ditampung di salah satu hotel di Jakarta di lantai 19. Mereka mendapatkan informasi agen itu melalui aplikasi TikTok.
Perjalanan ke wilayah perbatasan Australia melalui jalur laut ditempuh selama tiga hari dengan menggunakan sebuah kapal kayu yang sudah disiapkan oleh agen.
Saat tiba di wilayah perbatasan Indonesia Australia, menurut pengakuan para WNA, mereka ditangkap dan ditahan selama 18 hari di atas kapal milik Australian Border Force (ABF).
Mereka lalu dilatih cara mengemudikan kapal yang sudah disiapkan oleh ABF. Dua unit kapal disiapkan agar para WNA itu bisa berlayar kembali ke Indonesia. Masing-masing kapal berisi 22 orang.
Mereka pun berlayar dan akhirnya terdampar di Rote Ndao, NTT, sehingga akhirnya diselamatkan oleh warga dan ditampung di Mapolres Rote Ndao.
Aparat kepolisian setempat juga sempat membelikan makanan dan juga minum serta mengumpulkan pakaian bekas untuk diberikan kepada para WNA tersebut.
Saat ini, ujar Mardiono, para WNA dari Bangladesh dan Myanmar itu sudah diserahkan kepada pihak Imigrasi untuk proses keimigrasian para WNA itu.
Baca juga: Kemenkumham NTT sebut 44 WNA yang terdampar tak miliki data diri
Baca juga: Polres Rote-NTT kumpulkan pakaian bekas untuk 44 WNA yang terdampar
"Menurut pengakuan mereka sudah bayar 50 ringgit kepada agen itu, kalau dirupiahkan sekitar Rp172 jutaan," katanya di Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), Kamis petang.
Baca juga: Timpora Rote temukan 44 WNA Bangladesh-Myanmar terdampar di pantai
Hal ini disampaikan Mardiono saat menyambut kedatangan 44 WNA Bangladesh dan juga Rohigya yang pada Senin (8/7) terdampar di pesisir pantai Rote Ndao.
Dia menjelaskan setelah dilakukan pemeriksaan, jumlah WNA Rohingya yang terdampar bersama WNA Bangladesh itu hanya berjumlah lima orang.
"Setelah kami periksa lagi ternyata jumlah WNA Bangladesh yang terdampar itu mencapai 39 orang, sementara lima orang lagi adalah WNA Myanmar," ujarnya.
Kapolres mengatakan bahwa menurut pengakuan dari para terduga imigran itu mereka berangkat ke Australia dari wilayah Jawa Barat bagian selatan.
Sebelum ke wilayah Jawa Barat, kata Mardiono, mereka sudah ditampung di salah satu hotel di Jakarta di lantai 19. Mereka mendapatkan informasi agen itu melalui aplikasi TikTok.
Perjalanan ke wilayah perbatasan Australia melalui jalur laut ditempuh selama tiga hari dengan menggunakan sebuah kapal kayu yang sudah disiapkan oleh agen.
Saat tiba di wilayah perbatasan Indonesia Australia, menurut pengakuan para WNA, mereka ditangkap dan ditahan selama 18 hari di atas kapal milik Australian Border Force (ABF).
Mereka lalu dilatih cara mengemudikan kapal yang sudah disiapkan oleh ABF. Dua unit kapal disiapkan agar para WNA itu bisa berlayar kembali ke Indonesia. Masing-masing kapal berisi 22 orang.
Mereka pun berlayar dan akhirnya terdampar di Rote Ndao, NTT, sehingga akhirnya diselamatkan oleh warga dan ditampung di Mapolres Rote Ndao.
Aparat kepolisian setempat juga sempat membelikan makanan dan juga minum serta mengumpulkan pakaian bekas untuk diberikan kepada para WNA tersebut.
Saat ini, ujar Mardiono, para WNA dari Bangladesh dan Myanmar itu sudah diserahkan kepada pihak Imigrasi untuk proses keimigrasian para WNA itu.
Baca juga: Kemenkumham NTT sebut 44 WNA yang terdampar tak miliki data diri
Baca juga: Polres Rote-NTT kumpulkan pakaian bekas untuk 44 WNA yang terdampar
Pewarta: Kornelis Kaha
Editor: Laode Masrafi
Copyright © ANTARA 2024
Tags: