Pelajar di Sleman diliburkan hingga Selasa
16 Februari 2014 19:47 WIB
Sejumlah kendaraan melintas ketika hujan abu vulkanik di Perempatan Tugu, Yogyakarta, Jumat (14/2). Eupsi Gunung Kelud menyebabkan Kota Yogyakarta tertutup debu vulkanik dan sejumlah aktivitas terhenti termasuk aktivitas belajar-mengajar. (ANTARA FOTO/Noveradika)
Sleman (ANTARA News) - Menindaklanjuti arahan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta terkait penanganan bencana abu vulkanik Kelud, Pemerintah Kabupaten Sleman menetapkan untuk siswa mulai pendidikan usia dini hingga sekolah dasar masih belajar sendiri di rumah hingga Selasa (18/2) dan masuk sekolah pada Rabu (19/2).
Bupati Sleman Sri Purnomo, Minggu mengatakan untuk pembersihan lingkungan dari abu vulkanik, Pemkab Sleman hanya mempunyai 14 unit kendaraan termasuk pemadam kebakaran (damkar) dan dibantu tiga tim dari PMI Sleman.
"Terkait dengan keterbatasan tersebut, diimbau masyarakat agar membantu guru dan karyawan sekolah dalam proses pembersihan lingkungan sekolah dari abu vulkanik," ucapnya.
Untuk proses pembersihan lingkungan sekolah, siswa TK dan SD tidak diperbolehkan terlibat secara langsung, mengingat dampak bahaya abu vulkanik yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan khususnya saluran pernafasan, tukasnya.
Sedangkan bagi siswa SMP, SMA/SMK atau yang sederajat, katanya, diminta untuk kerja bakti mandiri membersihkan lingkungan sekolah masing-masing dengan mengenakan pakaian olahraga.
"Kegiatan belajar mengajar (KBM) dimulai pada Rabu, sebagaimana siswa Sekolah Dasar," ucapnya.
Sri Purnomo mengatakan, untuk mempercepat pemulihan kegiatan ekonomi masyarakat, pasar merupakan salah satu prioritas selain faslitas sekolah.
"Paguyuban pasar setempat maupun para pedagang diiimbau untuk membersihkan lingkungan pasar secara mandiri," katanya. Demikian juga dengan toko-toko yang masih tutup untuk segera dapat membersihkan lingkungannya dan dapat mulai operasional kembali.
"Prioritas pembersihan juga pada fasilitas dasar kesehatan yaitu rumah sakit daerah dan puskesmas," ujarnya.
Bupati Sleman Sri Purnomo, Minggu mengatakan untuk pembersihan lingkungan dari abu vulkanik, Pemkab Sleman hanya mempunyai 14 unit kendaraan termasuk pemadam kebakaran (damkar) dan dibantu tiga tim dari PMI Sleman.
"Terkait dengan keterbatasan tersebut, diimbau masyarakat agar membantu guru dan karyawan sekolah dalam proses pembersihan lingkungan sekolah dari abu vulkanik," ucapnya.
Untuk proses pembersihan lingkungan sekolah, siswa TK dan SD tidak diperbolehkan terlibat secara langsung, mengingat dampak bahaya abu vulkanik yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan khususnya saluran pernafasan, tukasnya.
Sedangkan bagi siswa SMP, SMA/SMK atau yang sederajat, katanya, diminta untuk kerja bakti mandiri membersihkan lingkungan sekolah masing-masing dengan mengenakan pakaian olahraga.
"Kegiatan belajar mengajar (KBM) dimulai pada Rabu, sebagaimana siswa Sekolah Dasar," ucapnya.
Sri Purnomo mengatakan, untuk mempercepat pemulihan kegiatan ekonomi masyarakat, pasar merupakan salah satu prioritas selain faslitas sekolah.
"Paguyuban pasar setempat maupun para pedagang diiimbau untuk membersihkan lingkungan pasar secara mandiri," katanya. Demikian juga dengan toko-toko yang masih tutup untuk segera dapat membersihkan lingkungannya dan dapat mulai operasional kembali.
"Prioritas pembersihan juga pada fasilitas dasar kesehatan yaitu rumah sakit daerah dan puskesmas," ujarnya.
Pewarta: Victorianus Sat Pranyoto
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2014
Tags: