Bupati pantau kesiapsiagaan Posko Utama BPBD Sleman
11 Juli 2024 16:48 WIB
Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo bersama Kalak BPBD Sleman memantau Posko Utama BPBD Sleman untuk memastikan kesiapsiagaan dalam menghadapi peningkatan aktivitas Gunung Merapi dalam beberapa waktu terakhir, Kamis (11/7/2024). ANTARA/HO-Bagian Prokopim Setda Sleman
Sleman (ANTARA) - Bupati Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Kustini Sri Purnomo, memantau Posko Utama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sleman di Kapanewon (Kecamatan) Pakem menyusul aktivitas Gunung Merapi yang terus meningkat sejak Juni 2024.
"Alhamdulillah sekarang sudah melandai, tetapi masyarakat diharapkan tetap waspada dalam beraktivitas terutama masyarakat yang berada di Kawasan Rawan Bencana (KRB) III Gunung Merapi," kata Kustini saat melakukan pemantauan, Kamis.
Ia menyebut pemantauan dilakukan untuk memastikan kesiapsiagaan BPBD Sleman dalam menanggapi kenaikan aktivitas vulkanik Gunung Merapi, baik itu dari segi logistik, peralatan, transportasi, maupun petugas, sebagai upaya mitigasi dalam menghadapi ancaman bahaya erupsi Gunung Merapi.
"Selain untuk memantau aktivitas Gunung Merapi, juga untuk memastikan kesiapsiagaan BPBD Sleman, meski tidak ada peningkatan status Gunung Merapi maupun peningkatan zona bahaya yang direkomendasikan BPPTKG," ujarnya.
Kustini Sri Purnomo berharap masyarakat maupun wisatawan bisa mematuhi zona aktivitas yang aman sesuai rekomendasi dari Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG).
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Sleman, Makwan, mengatakan bahwa aktivitas Gunung Merapi terkini masih cukup tinggi, yaitu ditandai dengan muntahan material vulkanik dan deformasi. "Beberapa kali terjadi luncuran lava pijar dalam satu minggu terakhir dan cukup tinggi," katanya.
Pemerintah Kabupaten Sleman memperpanjang status "Siaga" Gunung Merapi melalui Surat Keputusan Bupati Sleman Nomor 27.21/Kep.KDH/A/2024 tentang Perpanjangan Penetapan Status Siaga Darurat Erupsi Gunung Api Merapi.
Makwan mengatakan, berdasarkan laporan aktivitas Gunung Merapi pada Juli 2024 yang disampaikan BPPTKG, terpantau aktivitas vulkanik masih cukup tinggi berupa aktivitas erupsi efusif.
"Berdasarkan laporan tersebut, potensi bahaya saat ini meliputi guguran lava dan awan panas pada sisi selatan-barat daya, yaitu di Sungai Boyong sejauh 5 kilometer, serta Sungai Bedog, Krasak dan Sungai Bebeng sejauh maksimal 7 kilometer," katanya.
Sementara pada sisi tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 kilometer dan Sungai Gendol 5 kilometer.
Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 kilometer dari puncak.
"Meski demikian, kondisi masih aman dan masyarakat tetap dapat beraktivitas seperti biasa namun diimbau untuk tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya serta waspada bahaya lahar dan awan panas guguran saat terjadi hujan di sekitar Gunung Merapi," katanya.
Baca juga: BPPTKG rekam 14 kali gempa guguran Gunung Merapi
Baca juga: BPBD Sleman tingkatkan kapasitas mitigasi bencana warga lereng Merapi
"Alhamdulillah sekarang sudah melandai, tetapi masyarakat diharapkan tetap waspada dalam beraktivitas terutama masyarakat yang berada di Kawasan Rawan Bencana (KRB) III Gunung Merapi," kata Kustini saat melakukan pemantauan, Kamis.
Ia menyebut pemantauan dilakukan untuk memastikan kesiapsiagaan BPBD Sleman dalam menanggapi kenaikan aktivitas vulkanik Gunung Merapi, baik itu dari segi logistik, peralatan, transportasi, maupun petugas, sebagai upaya mitigasi dalam menghadapi ancaman bahaya erupsi Gunung Merapi.
"Selain untuk memantau aktivitas Gunung Merapi, juga untuk memastikan kesiapsiagaan BPBD Sleman, meski tidak ada peningkatan status Gunung Merapi maupun peningkatan zona bahaya yang direkomendasikan BPPTKG," ujarnya.
Kustini Sri Purnomo berharap masyarakat maupun wisatawan bisa mematuhi zona aktivitas yang aman sesuai rekomendasi dari Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG).
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Sleman, Makwan, mengatakan bahwa aktivitas Gunung Merapi terkini masih cukup tinggi, yaitu ditandai dengan muntahan material vulkanik dan deformasi. "Beberapa kali terjadi luncuran lava pijar dalam satu minggu terakhir dan cukup tinggi," katanya.
Pemerintah Kabupaten Sleman memperpanjang status "Siaga" Gunung Merapi melalui Surat Keputusan Bupati Sleman Nomor 27.21/Kep.KDH/A/2024 tentang Perpanjangan Penetapan Status Siaga Darurat Erupsi Gunung Api Merapi.
Makwan mengatakan, berdasarkan laporan aktivitas Gunung Merapi pada Juli 2024 yang disampaikan BPPTKG, terpantau aktivitas vulkanik masih cukup tinggi berupa aktivitas erupsi efusif.
"Berdasarkan laporan tersebut, potensi bahaya saat ini meliputi guguran lava dan awan panas pada sisi selatan-barat daya, yaitu di Sungai Boyong sejauh 5 kilometer, serta Sungai Bedog, Krasak dan Sungai Bebeng sejauh maksimal 7 kilometer," katanya.
Sementara pada sisi tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 kilometer dan Sungai Gendol 5 kilometer.
Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 kilometer dari puncak.
"Meski demikian, kondisi masih aman dan masyarakat tetap dapat beraktivitas seperti biasa namun diimbau untuk tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya serta waspada bahaya lahar dan awan panas guguran saat terjadi hujan di sekitar Gunung Merapi," katanya.
Baca juga: BPPTKG rekam 14 kali gempa guguran Gunung Merapi
Baca juga: BPBD Sleman tingkatkan kapasitas mitigasi bencana warga lereng Merapi
Pewarta: Victorianus Sat Pranyoto
Editor: Riza Mulyadi
Copyright © ANTARA 2024
Tags: